JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hilal berpotensi teramati atau terlihat pada Minggu, (1/5/2022).
Adapun informasi tersebut disampaikan Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/4/2022).
Rahmat menuturkan, potensi terlihatnya bulan baru pertanda Lebaran 2022 itu diketahui dari data-data hisab Hilal Awal Syawal 1443 H/2022 M.
"Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan Rukyat Hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan di setiap lokasi pengamatan," kata Rahmat.
Menurut penjelasannya, konjungsi atau ijtimak awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada Minggu 1 Mei, pukul 03.27 WIB atau 04.27 Wita atau 05.27 WIT.
Dia mengatakan, terbenam matahari paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh).
Baca Juga: Daftar Lokasi Rukyatul Hilal di 34 Provinsi pada 1 Mei 2022 untuk Penentuan Lebaran 1 Syawal 1443 H
Sementara itu, tinggi hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79 di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57 di Sabang (Aceh). Elongasi hilal sebesar 4,88 derajat di Oksibil, Papua hingga 6,35 derajat di Sabang, Aceh.
Lalu, umur bulan saat matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12,03 jam di Merauke, Papua sampai dengan yang tertua sebesar 15,30 jam di Sabang, Aceh.
Lag atau selisih terbenamnya matahari dan terbenamnya bulan berkisar antara 19,19 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 27,07 menit di Sabang, Aceh. Kecerlangan Bulan (FIB) saat Matahari terbenam berkisar antara 0,18 persen di Oksibil (Papua) sampai dengan 0,31 persen di Sabang (Aceh).
Meski demikian, BMKG tak mau terburu-buru menetapkan Lebaran Idulfitri jatuh pada Senin (2/5). BMKG, lanjut Rahmat, meminta masyarakat menunggu keputusan resmi pemerintah.
"Untuk mengawali bulan Syawal 1443 H (2022 M) umat Islam Indonesia sebaiknya menunggu pengumuman Menteri Agama Republik Indonesia melalui Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2022 setelah proses pengamatan hilal," kata Rahmat.
Diketahui sebelumnya, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin juga telah memprediksi bahwa 1 Syawal 1443 Hijriah atau Idulfitri 2022 jatuh pada Senin (2/5).
Sehingga apabila, prediksi BMKG dan BRIN benar, maka waktu Lebaran yang ditetapkan pemerintah akan sama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yakni jatuh pada 2 Mei 2022.
Baca Juga: Kapan Idulfitri 1443 H? Peneliti BRIN: Berpotensi Jatuh pada 2 Mei 2022
BMKG akan melaksanakan pengamatan (rukyat) hilal Syawal 1443 Hijriah pada 1 Mei 2022, dengan mempersiapkan layanan informasi berupa data-data hisab hilal dan rencana pengamatan (rukyat) hilal di seluruh Indonesia.
Adapun pengamatan akan dilakukan oleh 34 tim di 31 lokasi yang tersebar di Indonesia, di antaranya di Aceh Besar, Deli Serdang, Tapanuli Tengah, Padang, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam, Serang, Pandeglang, Tangerang.
Kemudian Subang, Kebumen, Tegal, Yogyakarta, Malang, Badung, Mataram, Kupang, Waingapu, Alor, Balikpapan, Makassar, Donggala, Manado, Kolaka, Gorontalo, Ternate, Ambon, Sorong, dan Jayapura.
Mekanisme pengamatan adalah menggunakan teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.
Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk Barat.
Masyarakat luas dapat ikut melihat hilal penentu awal bulan Syawal 1443 H hari Minggu, 1 Mei 2022 pada sore hingga petang, secara langsung via siaran daring dengan mengakses laman BMKG http://www.bmkg.go.id/hilal dari rumah masing-masing.
Baca Juga: BRIN Prediksi Idul Fitri Jatuh Pada 2 Mei 2022, Akankah Itu Benar?!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.