YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah dua tahun berjalan, akhirnya Uni Eropa dan Humanity And Inclusion (HI) menutup proyek Inclusive Access to Multi-Sectoral Services and Assistances for Everyone (I AM SAFE) di Kupang dan Yogyakarta. Selama ini, proyek yang menggelontorkan anggaran Rp 3,5 triliun ini sudah mendukung respons Covid-19 yang infklusif penyandang disabilitas serta mengatasi dampak sosial ekonomi yang tidak proporsional pada kelompok rentan.
Menurut Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, proyek I AM SAFE bagian dari paket Team Europe untuk membantu Indonesia menangani pandemi Covid-19 dan dampak yang ditimbulkan. Program ini juga sudah memberikan bantuan teknis kepada 2.000 UKM dengan fokus UKM milik perempuan lewat strategi diversifikasi produk, pengembangan pasar, dan ekonomi digital.
“Kami berharap proyek ini akan meningkatkan mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi lebih dari 2,9 juta warga di Yogyakarta dan NTT,” ujarnya dalam penutupan proyek I AM SAFE secara daring, Kamis (21/4/2022).
Sementara, Regional Program Director HI Filipina dan Indonesia, Marie-Catherine Mabrut, mengatakan proyek ini membatasi dampak ekonomi, sosial, dan psikologis, dan krisis Covid-19 di daerah populasi paling berisiko.
Baca Juga: Uni Eropa Larang Impor Batu Bara Rusia Jadi Rezeki Nomplok Indonesia, Australia dan Afrika Selatan
“Selaras dengan mandat dan nilai-nilai HI, pendekatan yang inklusif memungkinkan untuk melibatkan penyandang disabilitas dan berkontribusi untuk memastikan tidak ada yang tertinggal,” ucapnya.
Dalam melaksanakan proyek I AM SAFE, HI bekerja sama dengan dua organisasi lokal: CIS Timor, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, dan SIGAB, sebuah organisasi yang secara aktif mengadvokasi hak-hak penyandang disabilitas.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengapresiasi proyek I AM SAFE yang didanai oleh Uni Eropa di Kabupaten Gunungkidul yang sudah berkontribusi besar terhadap pengurangan kemiskinan. Di Gunungkidul, sekitar 17,02% penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.
“Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19, jadi pemerintah dan lembaga non pemerintah perlu bekerja sama untuk memerangi kemiskinan dan pengucilan sosial,” tuturnya,
Serupa dengan bupati Gunungkidul, Bupati Kupang Korinus Masneno mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas proyek I AM SAFE. “Proyek ini telah mendukung pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi dari pandemi ini.
Berikut adalah capaian proyek I AM SAFE yang berjalan selama dua tahun di Yogyakarta dan Kupang:
1. Distribusi perlengkapan kebersihan kepada 4.000 rumah tangga (termasuk rumah tangga dengan perempuan sebagai kepala keluarga dan rumah tangga penyandang disabilitas) dan kampanye promosi kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
2. Pendistribusian bantuan 23.500 masker kain untuk kelompok rentan dan 9.950 masker transparan untuk tunarungu, serta 5.647 paket alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan.
3. Memberikan dukungan psikososial kepada 8.466 orang yang mengalami tekanan psikososial melalui layanan konseling online dan atau kunjungan perawatan di rumah.
4. Penyelenggaraan 5 layanan telemedicine berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat yang telah memberikan konsultasi medis kepada 1.079 pasien.
5. Penyediaan alat bantu mobilitas untuk 418 orang yang membutuhkan, termasuk lansia dan penyandang disabilitas.
6. Penyaluran 6.000 paket gizi untuk keluarga berpenghasilan rendah, penyandang disabilitas, ibu hamil dan menyusui, serta lansia yang mengalami kerawanan pangan dan gizi.
Baca Juga: Pejabat Uni Eropa: Terlalu Dini untuk Pertimbangkan Vaksin COVID-19 Dosis Keempat
7. Penyaluran bantuan tunai multiguna kepada 2.520 rumah tangga miskin dan rentan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
8. Sebanyak 2.000 usaha mikro dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) menerima pelatihan dan dana stimulus untuk membantu mereka agar dapat terus beroperasi.
9. Sebanyak 750 rumah tangga menerima pelatihan tentang kesiapsiagaan bencana yang sangat penting untuk mengurangi risiko bencana, dan membangun ketahanan.
10. Sebanyak 166 organisasi kemanusiaan secara aktif terlibat dalam mengkampanyekan tanggap bencana yang inklusif.
11. Pengembangan kapasitas 30 Forum Desa atau Kelurahan Tangguh Bencana untuk memiliki kemampuan beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.