Karena masih terlalu dekat dengan ratusan jemaat gereja, Riyanto mengambil kembali bom itu untuk membuangnya ke lokasi lebih jauh.
Akan tetapi, bom itu malah meledak saat hendak dibuang. Riyanto meninggal akibat ledakan bom itu.
Baca Juga: Kisah di Balik Hubungan Harmonis Timnas Aljazair dengan Palestina
Sementara, para jemaat gereja dan orang-orang di sekitarnya selamat. Hingga kini, banyak orang terus mengenang keberanian dan pengorbanan Riyanto.
“Dia itu seorang yang saya katakan sebagai pahlawan kemanusiaan. Karena keberanian dia untuk membawa itu dengan asumsi supaya tidak ada ledakan bom itu sehingga dia masukkan ke bak kontrol di depan,” ujar Rudi Sanusi Widjaja, pendeta Gereja Eben Haezer pada Rabu (25/12/2019).
Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Mojokerto Ahmad Saifulloh mengungkapkan penghormatannya pada Riyanto.
"Sosok yang tak pernah dilupakan dan menjadi panutan anggota Banser. Riyanto juga menjadi teladan yang luar biasa dan itu lahir dari seorang Banser," kata Ahmad.
"Apa yang dilakukan Riyanto menjadi motivasi bagi kami untuk selalu menjaga dan menghidupkan tentang bagaimana kita membangun hubungan sesama manusia," ujar Ahmad.
Untuk mengenang jasa Riyanto, namanya dibuat sebagai nama jalan di Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Pemerintah Kota Mojokerto juga membangun gapura megah di Jalan Riyanto.
Dalam peringatan 5 tahun meninggalnya Riyanto di Mojokerto kala itu, Gus Dur hadir untuk mendoakan dan mengenang almarhum Riyanto.
Tidak hanya Gus Dur, haul itu juga dihadiri penyanyi kenamaan Franky Sahilatua.
Pada 2020, PP GP Ansor memberi gelar Pejuang Kerukunan Umat Beragama bagi Riyanto.
Baca Juga: Penganut Aliran Agama Minoritas Kerap Mengalami Kekerasan, Menkumham: Melanggar Hak Rasa Aman
Sumber : Kompas TV/NU.or.id/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.