Di tengah jalan, Kusni membuka hasil rampokannya yang dibungkus kaos kaki bekas. Badannya bergetar dan mulutnya tertutup begitu melihat perhiasan yang terbuat dari emas dan berlian di tangannya.
Kekejaman lain Kusni Kasdut dan kawan-kawan adalah merampok dan membunuh Ali Badjened, saudagar kaya keturunan Arab yang tinggal di Jakarta. Dalam aksi penodongan di depan Pasar Boplo, pistol Kusni meletus menembus jantung korbannya. Koran-koran heboh memberitakan aksi tersebut.
Siapa Kusni Kasdut? Lelaki kelahiran Blitar 1929 itu, sebenarnya tidak berlatar belakang perampok. Dia tercatat punya andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Setelah mendapatkan didikan militer Jepang, Kusni bergabung dengan Brigade Teratai, laskar rakyat bentukan Jenderal Moestopo, yang juga dikenal juga Pasukan Setan.
Disebut begitu, lantaran pasukan ini merekrut berbagai elemen rakyat kala itu, terutama mereka yang berasal dari dunia hitam.
Jadilah Kusni bergaul dengan copet, bandit, perampok, pelacur, dan lain-lain.
Jenderal Moestopo sengaja mengorganisir para kriminal itu dan menggunakannya sebagai pasukan tempur rahasia yang ternyata sangat efektif.
Baca Juga: Sudan akan Serahkan Bekas Presiden Omar al Bashir ke Pengadilan Kriminal Internasional
Tugasnya antara lain menyusup ke wilayah musuh atau mengumpulkan berbagai barang berharga untuk kepentingan perjuangan.
Namun ketika kemerdekaan sudah dicapai, Kusni seperti anak ayam kehilangan induk, dia tak punya tempat bernaung.
Sesudah adanya Pengakuan Kedaulatan RI oleh Belanda pada 1950, reorganisasi dalam tubuh angkatan bersenjata Republik Indonesia (saat itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat - APRIS) dilakukan.
APRIS melakukan demobilisasi atau penyeleksian tentara untuk dapat bergabung di dalam strukturnya.
Namun, sebuah kenyataan pahit bagi Kusni Kasdut, ternyata dia ditolak dalam seleksi.
Semenjak itu dia berkelana hingga ke ibu kota dan memulai perjalanan sebagai bandit.
Setelah berbagai aksi kejinya, Kusni ditangkap dalam pelariannya di Semarang, Jawa Tengah, setelah sebelumnya berhasil kabur dari jeruji besi.
Di penjara, Kusni Kasdut dibaptis dan mendapat nama Ignasius. Jelang eksekusi, Kusni sempat membuat lukisan gereja yang dari batang pohon pisang.
Sayang, pertobatan Kusni tak membuatnya memperoleh keringanan hukuman. Ia dieksekusi 16 Februari 1980.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.