KUPANG, KOMPAS.TV – Jeri payah dan ketekunan Susanti Ndapataka dalam berlatih membuahkan hasil terbaik.
Atlet asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berhasil meraih medali emas dalam cabang olahraga Muay Thai di ajang PON XX Papua 2021.
Tidak ada yang istimewa dari tempat Susanti Ndapataka berlatih. Tidak ada ring untuk bertanding, speed ball, punching bag, hingga alat kebugaran.
Susanti Ndapataka hanya berlatih di pekarangan rumahnya di Desa Kuamasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT.
Baca Juga: Susanti Ndapataka, Peraih Medali Emas PON XX Papua Kebanjiran Bantuan
Untuk mengasah kemampuannya, Susanti mengandalkan ban bekas, tas pulsak yang diubah menjadi samsak dan sarung tinju bekas.
Ban bekas dan samsak itu digantung di pohon yang ada di area kediamannya.
"Alatnya ya seadanya, samsak kemudian saya buat karet ban ditambah lari pagi dan lari sore. Sarung tinju itu juga sudah mau dibuang, saya bilang buat saya saja," ujar Susanti saat ditemui, Sabtu (9/10/2021).
Peralatan latihan itu jugalah yang membuat Susanti Ndapataka meraih juara di berbagai pertandingan, baik tingkat daerah maupun nasional.
Baca Juga: Sarung Tinju Bekas Antar Susanti Raih Medali Emas di PON XX Papua
Di tingkat nasional gadis kelahiran tahun 1999 ini sudah menyabet lima gelar, yakni Kejurnas di Bogor tahun 2017, kejuaraan Tarung Bebas Indonesia di Jawa Tengah tahun 2018, pra PON Jakarta 2019 dan Kejurnas di Kendari mendapat dua juara.
Di PON XX Papua Susanti meraih medali emas dalam cabang olahraga Muay Thai.
"Pelatih bilang alat latihan itu bukan satu-satunya syarat untuk jadi juara, apapun alatnya yang penting niat dari hati untuk keinginan mengejar cita-cita.
Susanti Ndapataka dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Rumah beratap gewang dengan dinding bebak. Hanya ada satu kamar di rumah Susanti.
Baca Juga: Viral Atlet NTT Peraih Emas di PON XX Papua Dijemput Naik Mobil Bak Terbuka
Di ruang tamu terdapat kasur, lemari, dan televisi yang di atasnya diletakkan maskot kejuaraan yang pernah diikutinya.
Sang Ibu sudah meninggal, sementara ayahnya bekerja seorang pengembala sapi.
Susanti sudah tertarik dengan olahraga bela diri sejak kecil, dan mulai serius latihan tarung derajat saat duduk di bangku kelas dua SMP.
Susanti mengaku sempat dilarang oleh sang ayah, Maskur Ndapataka. Namun niat dan keinginan kokoh selalu melekat untuk meraih juara.
Setelah tamat dari SMA pada 2017 lalu, Susanti tidak melanjutkan pendidikan karena kendala biaya dan fokus menekuni olahraga Muay Thai.
Selain dukungan keluarga ada Angga Silitonga yang melatih tinju dan tendangan Susanti. Dengan segala keterbatasan, Angga tetap mendampingi Susanti untuk mengapai mimpi sebagai atlet bela diri.
Sambutan kemeriahan dan pawai tidak didapat Susanti Ndaptaka, atlet Muay Thai asal Nusa Tenggara Timur (NTT) peraih medali emas di PON XX Papua 2021.
Susanti Ndaptaka dan pelatih dijemput mobil bak terbuka alias pick up dari Bandara El Tari Kupang, Rabu (6/10/2021).
Baca Juga: Kericuhan Pecah di Pertandingan Tinju Gelaran PON XX 2021
Video penjemputan sang atlet peraih emas di PON Papua itu pun viral di media sosial hingga mendapat dukungan dan simpati warganet.
Sebelum dijemput keluarga, Susanti dan pelatihnya, Angga Silitonga serta manager Sugeng Prihatin disambut langsung oleh Sekretaris Umum KONI NTT Umbu Saga Anakaka.
Umbu kemudian mengalungkan selendang kepada Susanti, pelatih dan manager di ruang VIP Bandara El Tari Kupang. Acara penyambutan dari KONI juga dilakukan secara sederhana.
Setelah pengalungan selendang Susanti Ndaptaka menemui keluarga dan rekan-rekannya yang sudah menunggu di pintu keluar bandara.
Tak lama kemudian, mobil pick up datang untuk menjemput Susanti bersama pelatih dan manager.
Mobil pick up itu disiapkan oleh tim Muay Thai Kota Kupang bersama pemuda Laskar Timor Indonesia (LTI).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.