JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah studi Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan kandungan paracetamol di Teluk Jakarta.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin menjelaskan saat ini kandungan paracetamol di Teluk Jakarta konsentrasinya hanya nanogram per liter, masih jauh di bawah taraf bisa membahayakan manusia.
Namun kandungan paracetamol tersebut sudah mengancam keberlangsungan hidup ekosistem dan lingkungan di kawasan Teluk Jakarta.
Menurut Zainal jika kandungan paracetamol beracun ini semakin tinggi maka manusia juga akan terdampak keracunan yang dapat mengakibatkan kematian.
Baca Juga: Temuan Kontaminasi Paracetamol di Air Teluk Jakarta, Warga Akui Air Lebih Berbau dan Keruh
Zainal menambahkan konsep dasar sebuah obat adalah racun yang masuk ke tubuh sesuai dengan dosis untuk menyembuhkan penyakit tertentu.
Jika berlebihan obat tersebut dapat membahayakan dan mengancam nyawa yang meminumnya. Makanya dokter selalu memberikan takaran atau dosis obat yang diberikan kepada pasien.
Hal ini juga sama seperti pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta. Jika kandungan paracetamol semakin tinggi, maka akan mengganggu keberlangsungan hidup ekosistem dan lingkungan serta manusia.
"Konsentrasi sangat ini (kecil) tapi memberi dampak bukan ke manusia saja, tapi ke hewan yang ada di sana. Melindungi hak hewan yang (memiliki manfaat) penting bagi kelangsungan hidup kita juga," ujar Zainal saat dihubungi melalui telepon, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (1/10/2021).
Baca Juga: Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Populasi Ikan dan Tambak Kerang Terancam!
Lebih lanjut Zainal menjelaskan penelitian tentang kandungan paracetamol di Teluk Jakarta ini diharapkan bisa membuka mata Pemprov DKI untuk memerhatikan sistem pengelolaan air limbah.
Baik pengelolaan air limbah industri maupun pengelolaan air limbah rumah tangga dan pemukiman padat penduduk.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.