KOMPAS.TV - Kasus positif covid-19 harian memang cenderung turun karena angka tes yang juga menurun.
Namun, angka kematian dalam 6 hari terakhir, selalu berada di atas 1.000 orang.
Kemarin (22/7), Indonesia bahkan kembali menyentuh angka kematian tertinggi sepanjang sejarah pandemi dengan nyaris 1.500 orang meninggal dunia.
Masalah kelangkaan oksigen, hanyalah satu dari sekian banyak faktor yang membuat angka harapan hidup pasien covid-19 semakin tipis.
Dalam sepekan terakhir, angka kematian akibat covid-19 di indonesia, selalu berada di atas 1.000 orang.
Hanya dalam satu pekan terakhir, Indonesia bahkan sudah tiga kali mencatatkan angka kematian tertinggi sepanjang sejarah pandemi covid-19.
Per 22 Juli kemarin, satgas covid-19 mencatat sudah 79.032 orang meninggal dunia akibat covid-19.
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Prof. Zubairi Djoerban mengingatkan masyarakat agar tidak meremehkan angka kematian akibat Covid-19.
Sebelumnya, sejumlah oknum membuat narasi yang terkesan meremehkan jumlah kematian akibat Covid-19.
Dalam narasi mereka, jumlah kematian pasien Covid-19 tersebut hanya dinilai sebagai ‘angka’ sampai membandingkannya dengan jumlah kematian di negara lain.
Selain itu, berbagai informasi palsu atau hoaks yang masih terus beredar sejak awal pandemi juga berperan penting dalam penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Covid-19.
Belum lama ini, dr. Lois Owien membuat ‘gempar’ dunia kesehatan karena narasinya yang tidak mempercayai Covid-19 dan menuduh jumlah kematian yang diumumkan Pemerintah justru karena obat-obatan.
Terkait penyebab angka kematian covid-19 yang semakin meningkat, simak penjelasan dari Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban dalam tayangan berikut ini.
Melihat bagaimana masih banyaknya orang yang meremehkan Covid-19, khususnya angka kematian, Zubairi Djoerban pun memberikan pengingat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.