JAKARTA, KOMPAS.TV – Insiden perahu terbalik terjadi di Waduk Kedung Ombo, Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/5/2021).
Musibah yang terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Perahu tersebut mengangkut 20 penumpang. 11 orang di antaranya selamat, enam orang ditemukan dalam kondisi tewas dan tiga masih hilang.
Perahu milik Kardiyo yang dikemudikan Galih tersebut rencananya hendak menuju warung apung yang berada di waduk.
Baca Juga: Pencarian Korban Perahu Maut Kedung Ombo Boyolali Dihentikan Sementara, 3 Orang Masih Hilang
Banyaknya penumpang yang melakukan swafoto di depan perahu membuat perahu menjorok ke depan sehingga air mulai masuk dan membuat perahu terbalik.
Tim penyelamat masih melakukan pencarian. Pasca-insiden Polda Jawa Tengah memerintahkan agar objek wisata Waduk Kedung Ombo ditutup karena pengelolanya tidak menerapkan standar keamanan dan protokol kesehatan.
Sebagaimana diketahui, sejarah Waduk Kedung Ombo dibangun di era pemerintahan Soeharto. Sejumlah kontroversi mengiringi pembangunan waduk yang berada di perbatasan tiga kabupaten di Jawa Tengah tersebut.
Luas genangan waduk ini mencapai 2.830 hektar. Namun jika ditambahkan dengan area daratan pasang surut, luasnya mencapai 6.570 hektar.
Baca Juga: Polisi Periksa Remaja 13 Tahun, Pengemudi Perahu Terbalik di Kedung Ombo
Volume tampungan air normal sebesar 723 Juta M3. Waduk Kedungombo mampu mengairi lebih dari 60 ribu hektar lahan pertanian di wilayah Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara.
Waduk ini mulai dibangun sekitar tahun 1980, dan selesai pada tahun 1991. Pada tahun 1985 pemerintah merencanakan membangun waduk baru di Jawa Tengah untuk pembangkit tenaga listrik berkekuatan 22,5 megawatt dan dapat menampung air untuk kebutuhan 70 hektare sawah disekitarnya.
Pembangunan Waduk Kedung Ombo ini dibiayai oleh Bank Dunia sebesar USD 156 juta, kemudian USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang serta APBN dimulai tahun 1985 sampai dengan tahun 1989.
Baca Juga: Dianggap Tak Terapkan Standar Keamanan, Kapolda Jateng Perintahkan Wisata Kedung Ombo Ditutup
Setelah selesai dibangun, waduk ini mulai diairi pada 14 Januari 1989. Pada akhirnya, waduk ini diresmikan oleh Presiden Kedua RI Soeharto pada 18 Mei 1991.
Masa pembangunan
Sumber utama air di Waduk Kedung Ombo berasal dari pertemuan tiga sungai antara lain Sungai Uter, Sungai Kombo, dan Sungai Banjaran.
Pada masa pembangunan Waduk Kedung Ombo, setidaknya ada 37 desa yang terdampak.
Baca Juga: Mirip di Tuban, Warga Satu Desa di Kuningan Kaya Mendadak dari Proyek Waduk
Tujuh kecamatan di tiga kabupaten harus rela ditenggelamkan supaya pembangunan waduk dapat terealisaisi. Akibatnya, sebanyak 5.628 keluarga kehilangan tempat tinggalnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.