Anggota GBCI Prasetyoadi pun ikut berpendapat, desain istana baru itu memiliki kemanfaatan yang kurang.
Selain itu, laki-laki dengan sapaan Tiyok itu mempermasalahkan cara pemerintah memilih perancang Istana Negara. Menurut Tiyok, pemerintah tertutup dalam pemilihan arsitek perancang bangunan penting negara itu.
Perlu diketahui, perancang bangunan itu adalah seorang pematung bernama Nyoman Nuarta. Nuarta terpilih dalam sayembara tertutup yang melibatkan nama-nama arsitek ternama, seperti Sibarani Sofian, Yori Antar, Gregorius Supie Yolodi.
Keahlian Nuarta sebagai pematung pun menjadi masalah karena ia bukan ahli arsitektur.
"Saya dan teman-teman profesional tentu resah, karena dibangunnya Istana Negara ini dengan proses yang tertutup dan dirancang oleh pematung Nyoman Nuarta. Dia bukan arsitek profesional maupun disiplin-disiplin lain yang berhubungan,” ucap Tiyok.
Tiyok pun menyebut pembangunan istana negara itu berpotensi memboroskan anggaran akibat rancangan tidak memerhatikan unsur kemanfaatan.
"Berisiko lebih mahal tidak hanya dalam hal konstruksi, tapi bakal pemborosan besar-besaran dalam hal kinerja bangunan gedung,” ungkap Tiyok.
Nyoman Nuarta terkenal membuat Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti mengatakan, pengalaman itulah yang membuat Nuarta terpilih untuk ikut sayembara tertutup.
“Kalau Istana Negara itu bangunan fungsi khusus, jadi disayembarakan, tetapi terbatas bagi aristek-arsitek tertentu saja. Jadi tidak di publik sayembara untuk umum," kata Diana, dilansir dari Kompas.com.
“Ya beliau (Nyoman) itu memang pematung. Tapi dia punya jiwa arsitek, bahwa lihat Garuda Wisnu Kencana, patung tapi ada juga hotelnya dan dia bagus juga kan,” tambah Diana.
Baca Juga: Pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Baru Dimulai April, Cek Kesiapannya!
Tiyok mengatakan, pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana juga memboroskan anggaran. Ia menghitung, anggaran pembangunan patung itu bahkan lebih mahal dari Menara Eiffel di Paris dan Patung Liberty di New York, Amerika Serikat.
Namun, Diana menyatakan rancangan istana negara baru itu belum sempurna. Rancangan itu masih masih akan mengalami penyempurnaan dalam beberapa bulan ke depan.
"Jadi (rancangan) Pak Nyoman itu memang sudah mendekati, tapi finalnya itu masih proses, nanti sampai bulan Agustus," kata Diana.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.