JAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mengkritisi peran Moeldoko yang lebih sibuk melakukan manuver ke Partai Demokrat ketimbang menjalankan peran sebagai pembantu Presiden Joko Widodo. Padahal Presiden Jokowi baru saja dihadapkan pada dua isu yang sangat serius.
“Pertama perpres miras, dan benci asing, itu kan serius itu, itu juga memerlukan bantuan maksimal daripada KSP gitu loh, tapi dalam posisi Pak Jokowi mendapatkan kondisi yang harus konsentrasi maksimal, eh malah KSPnya sibuk dengan mainannya sendiri,” kata Hidayar Nur Wahid kepada Kompas.TV, Senin (8/3/2021).
“Itu tidak membantu Pak Jokowi malah menambahkan kesulitannya Pak Jokowi mungkin juga kerepotan Pak Jokowi,” lanjutnya.
Baca Juga: Nazaruddin: Mantan Bendum Demokrat yang Pernah Buron, Kejar Akhirat dan Kini Ikut Moeldoko
Hidayat lebih lanjut menuturkan, hendaknya KSP itu pihak-pihak yang betul-betul fokus untuk melaksanakan tugasnya dan tidak lagi ngurusin parpol.
“Kan kalau alasannya diminta (Jadi Ketua Umum -red) kan bisa ditolak, dan kalau memang beliau merasa memiliki kelebihan waktu, potensi, uang dan kelebihan harapan akan masa depan dirinya untuk menjadi capres, bikin aja partai baru, nanti ideologi dia juga sepenuhnya bisa ditanamkan disitu, semua ide,” ujarnya.
Bagi Hidayat, persoalan perpres dan benci produk asing merupakan masalah serius. Apalagi perihal pernyataan Pak Jokowi yang benci produk asing, kata Hidayat, melahirkan sejumlah pertanyaan dari Dubes asing.
Baca Juga: Terungkap! Demokrat: Ternyata Data di Manifest KLB Abal-abal
“Seharusnya KSP membantu kan, membantu mengkomunikasikan, membantu mengklarifikasi, membantu menyelesaikan masalah, ini kan serius. Karena menurut pihak istana beberapa Dubes asing mempertanyakan pernyataan Pak Jokowi, dan serius kan,” kata Hidayat.
“Banyak orang mengatakan, loh kok jadi begini. Di samping itu secara bersamaan beliau mengizinkan untuk impor beras, emang impor beras dari Wonogiri, kemudian vaksin AstraZeneca, memang buatan dari Solo,” tuturnya.
Seharusnya, kata Hidayat, hal-hal tersebut bisa saja tidak terjadi jika orang-orang di samping Jokowi melakukan kerjanya dengan optimal.
“Sekian banyak orang ngapain aja itu disamping Pak Jokowi jika kemudian beliau masih terjebak di kondisi yang ribet ini,” katanya.
Baca Juga: Bupati Lebak: Santet Moeldoko Hanya Kekesalan Demokrat Banten, Tak Ada Niatan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.