JAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menebar 23,6 ton garam dari atas Pantai Timur Lampung, Selat Sunda, Ujung Kulon, hingga perairan selatan Provinsi Banten. Hal tersebut dilakukan untuk memodifikasi cuaca agar tidak terjadi hujan deras di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Jon Arifian seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (1/3/2021). “Sampai dengan hari ini sudah 23,6 ton garam. Hari ini kemungkinan terakhir,” kata Jon.
Baca Juga: BMKG: Dipengaruhi La Nina, Musim Hujan Masih Terjadi Pada Maret-April
Jon mengatakan, penebaran garam dimungkinkan terakhir hari ini karena tidak ada lagi peringatan cuaca ekstrem dari BMKG. Meski demikian, sambung Jon, penggentian menebar garam untuk memodifikasi cuaca masih menunggu keputusan dari BNPB.
“Berakhirnya program masih menunggu keputusan BNPB, sedang diusulkan,” ujar Jon.
Baca Juga: Hendak Gugat Pemerintah, Korban Banjir Kalsel Akan Surati Presiden Jokowi
Sebagai informasi, modifikasi cuaca untuk mencegah curah hujan ekstrem sudah dimulai sejak Minggu (21/2/2021). Hal ini dilakukan sebagai bentuk respons atas peringatan BMKG yang memprediksi akan terjadi cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek hingga akhir Februari.
Jon lebih lanjut menambahkan, modifikasi cuaca dengan menebar garam merupakan kerja sama antara BPBD DKI Jakarta, BMKG, BPPT, dan didanai oleh BNPB. Sementara itu, pesawat yang digunakan untuk menebar garam merupakan bantuan dari TNI AU.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.