JAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia (BI) menemukan peredaran uang palsu pecahan Rp100 ribu di Pasar Minasa Maupa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada Senin (23/12/2024). Temuan ini muncul saat BI melakukan sosialisasi di pasar tersebut.
Pelaksana Pengelolaan Uang Rupiah KPW BI Sulsel, Muslimin mengonfirmasi penemuan uang palsu tersebut setelah seorang pedagang meminta verifikasi.
"On the spot ada pedagang minta klarifikasi uangnya setelah kami klarifikasi betul palsu. Pecahan Rp100 ribu," ungkapnya dikutip dari Tribun Timur.
Penemuan ini muncul di tengah viralnya laporan masyarakat di media sosial tentang beredarnya uang palsu terutama saat terbongkarnya lokasi pembuatan uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang diduga juga melibatkan beberapa pegawai kampus tersebut.
Namun, BI mengingatkan bahwa cara yang banyak dilakukan masyarakat untuk mengecek keaslian uang dengan membelah atau mengupas adalah keliru dan dapat merusak uang asli.
Baca Juga: Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Polisi Cegah Sejumlah Pihak Bepergian ke Luar Negeri
"Membelah uang viral di medsos adalah cara kurang tepat untuk mengenali keaslian uang rupiah," tegas Muslimin.
Sebagai gantinya, BI menyarankan penggunaan metode 3D untuk mengenali keaslian uang:
"Cara benar dengan tiga D. Jadi Dilihat, diraba, diterawang bukan dikelupas. Di luar itu berarti palsu," jelas Muslimin.
BI juga mengingatkan bahwa hanya mereka yang berwenang menentukan keaslian uang rupiah. Jika masyarakat meragukan keaslian uang, sebaiknya langsung dibawa ke Bank Indonesia untuk diverifikasi.
Penting diketahui bahwa uang asli yang rusak dapat diganti oleh Bank Indonesia, sementara uang palsu tidak mendapat penggantian.
"Kalau asli dapat penggantian, kalau palsu tidak dapat penggantian," tambah Muslimin.
Dengan maraknya peredaran uang palsu, masyarakat diminta lebih waspada saat bertransaksi, terutama menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang biasanya ditandai dengan peningkatan transaksi tunai.
Baca Juga: Update Uang Palsu di Makassar, Polisi Pastikan Staf UIN Alauddin yang Meninggal Bukan Tersangka
Sebelumnya diberitakan Kompas.tv, sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar hanya memproduksi pecahan Rp100 ribu karena dianggap lebih menguntungkan, meskipun biaya pembuatannya mencapai Rp56 ribu per lembar.
Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika menemukan uang mencurigakan guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Polisi memastikan uang palsu yang dicetak telah ditarik dari peredaran dan menyatakan penyidikan akan dituntaskan secara profesional.
"Sesuai keterangan para tersangka, kemana aliran uang itu sudah dikejar, sudah kami tarik," kata AKBP Reonald.
Sumber : tribunnews.com, Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.