Menurut Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi, Satgas Pangan Jawa Timur telah menindaklanjuti video tersebut.
Namun demikian, dalam video terpisah, diketahui jika peternak ayam petelur itu bernama Suparni alias Pitut.
Peternak asal Magetan, Jawa Timur ini meminta maaf atas tindakannya tersebut.
"Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada perbuatan atau ucapan yang kurang berkenan. Sebetulnya, hal tersebut saya lakukan karena kecewa, di mana harga pakan naik, sedangkan harga telur mengalami penurunan," tuturnya dalam video klarifikasi itu.
Musbar mengamini pernyataan Suparni tersebut. Ia menjelaskan bahwa harga telur utamanya di tangan peternak (on farm) turun drastis menjadi sekitar Rp17 ribu-Rp18 ribu per kilogram (kg) secara rata-rata nasional.
Harga itu lebih rendah dari patokan yang ditetapkan pemerintah melalui Permendag Nomor 7 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, yakni Rp19 ribu-Rp21 ribu di tangan petani.
Penyebab turunnya harga telur itu karena berkurangnya serapan dari wilayah Jabodetabek dan Bandung.
Berkurangnya serapan ini diduga karena turunnya daya beli masyarakat dan pembatasan sosial lantaran 2 wilayah itu merupakan zona merah pandemi covid-19.
"Peternak menyampaikan keluhan bahwa serapan telur menurun dari Jabodetabek dan Bandung karena produksi telur nasional 12.800 ton per hari. Padahal, penyerapannya 60 persen ada di daerah Jabodetabek dan Bandung," katanya kepada awak media.
Kondisi tersebut mengakibatkan penumpukan di gudang penyimpanan telur milik peternak.
Di sisi lain, gudang penyimpanan itu hanya mampu menampung telur selama 1 atau 2 hari.
Sedangkan saat ini stok telur milik peternak sudah berada di gudang penyimpanan telur hampir seminggu.
"Harganya lalu ditekan oleh pedagang, kenapa? Karena stok menumpuk kan otomatis peternak berusaha menjual, asal keluar saja pokoknya. Itu (stok telur) harus keluar karena ayam kan bertelur setiap hari," tuturnya.
Baca Juga: Menjadi Peternak Ikan Cupang Setelah di PHK
Akibatnya, harga telur di pasar modern berada di kisaran Rp23 ribu per kg-Rp24 ribu per kg.
Harga itu turun dibandingkan kondisi normal, yakni Rp27 ribu per kg-Rp28 ribu per kg.
Musbar menuturkan sejumlah asosiasi telah berdiskusi dengan Kementerian Perdagangan mengenai kondisi tersebut pada 22 Januari 2021 lalu.
Kemendag, lanjut Musbar, berjanji akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait yang berwenang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.