JAKARTA, KOMPAS.TV - Kue keranjang adalah kue tradisional yang sering disajikan selama perayaan Tahun Baru Imlek di berbagai negara Asia, terutama di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Tiongkok.
Kue ini juga dikenal dengan sebutan nian gao dalam bahasa Tionghoa, yang secara harfiah berarti kue tahun baru.
Kue keranjang terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan gula, kemudian dikukus hingga menjadi kue yang kenyal dan lembut.
Kue keranjang menjadi makanan khas saat Tahun Baru Imlek karena memiliki makna simbolis.
Nian gao dalam bahasa Tionghoa, secara fonetis mirip dengan kata-kata yang berarti naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam bahasa Tionghoa. Oleh karena itu, kue ini dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kemajuan di tahun yang akan datang.
Selain itu, kue keranjang juga memiliki makna simbol panjang umur dalam budaya Tionghoa karena konsistensinya yang kenyal dan lembut. Konon, semakin tua kue tersebut, semakin besar harapan untuk umur panjang.
Kue keranjang yang sering kali muncul saat Tahun Baru Imlek juga merupakan tradisi keluarga.
Pembuatan kue keranjang adalah kegiatan yang melibatkan keluarga. Banyak keluarga Tionghoa membuat kue ini bersama-sama sebagai bagian dari persiapan menyambut Tahun Baru Imlek, yang memperkuat ikatan keluarga dan tradisi.
Dilansir dari China Highlights, kisah legenda tentang sejarah kue keranjang atau nian gao memiliki beberapa versi.
Baca Juga: Dipercaya Membawa Sial, Berikut Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Perayaan Tahun Baru Imlek
Di salah satu versi, ada berkaitan dengan kisah dengan Dewa Dapur. Nian gao diyakini diciptakan sebagai persembahan kepada Dewa Dapur yang dipercaya bersemayam di setiap rumah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.