Kompas TV lifestyle kesehatan

Jangan Sembarangan, Ini Bahaya Konsumsi Tahu Panas Ditambah Cabai yang Viral di TikTok

Kompas.tv - 12 Desember 2023, 06:00 WIB
jangan-sembarangan-ini-bahaya-konsumsi-tahu-panas-ditambah-cabai-yang-viral-di-tiktok
Ilustrasi - Masakan bola tahu keju (Sumber: kompas.com)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Iman Firdaus

Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan sel kanker. Penelitian International Journal of Cancer menemukan makanan dan minuman dengan suhu tinggi berhubungan positif dengan kejadian karsinoma sel skuamosa esofagus di China Barat Laut.

Menurut World Cancer Research Fund International, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas dapat menyebabkan iritasi kronis pada esofagus. Kemudian, berujung pada kanker esofagus.

3. Kerusakan Gigi

Dikutip dari laman Babylon Dental Care, panas dari makanan dan minuman dapat melemahkan enamel gigi. Enamel gigi merupakan lapisan pelindung luar gigi. 

Saat enamel gigi rusak, maka gigi menjadi lebih rentan terhadap lubang dan pembusukan.

 


 

Selain bahaya memakan tahu panas-panas, penggunaan bubuk cabai yang dalam tren TkTok ini juga cukup beresiko. Dikutip dari laman Medical News Today, kapsaisin senyawa kimia dalam cabai yang menghasilkan "rasa panas” saat makan makanan pedas.

Saat makan cabai, kapsaisin mengikat kelas reseptor rasa sakit yang disebut TRPV1 yang ditemukan di mulut, di permukaan lidah, dan di seluruh saluran pencernaan. Walaupun kapsaisin tidak benar-benar membuat terbakar, tetapi ini menipu otak untuk berpikir bahwa telah terjadi perubahan suhu, yang mengakibatkan sensasi panas dan nyeri.

Baca Juga: Tahu Goreng Ini Tak Boleh Masuk Lapas di Malang, Setelah Dicek Ternyata Isinya Ganja

Tubuh juga akan berusaha membuang kapsaisin dengan meningkatkan produksi lendir, air mata, dan air liur, yang mengakibatkan hidung meler, mata berair, dan bahkan peningkatan air liur. Saat bahan pengiritasi berpindah dari mulut ke tenggorokan dan menyebar ke sepanjang saluran pencernaan, hal ini dapat menyebabkan reaksi seperti rasa terbakar di dada, iritasi pada saraf frenikus hingga pembengkakan tenggorokan.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x