Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan organ, di mana organ-organ tersebut tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup, sehingga dapat mengalami kerusakan dan kegagalan.
Paru-paru memainkan peran penting dalam menambahkan oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida berlebih.
Jika fungsi ini terhambat, organ-organ utama dalam tubuh dapat mengalami ketidakcukupan pasokan oksigen dan akumulasi karbon dioksida berlebihan. Jika tidak ditangani, hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan dan kegagalan organ.
Terdapat bukti juga bahwa seseorang yang mengalami pneumonia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung. Risiko ini dapat berlanjut selama masa pemulihan dan tetap meningkat bahkan bertahun-tahun setelah infeksi berlangsung.
Baca Juga: Kasus Pneumonia Anak Meningkat di Indonesia, Kenali Gejala dan Sumber Penularannya
Sistem kekebalan tubuh berperan penting dalam melawan bakteri dan virus yang dapat membahayakan tubuh.
Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal dan sehat umumnya mampu pulih dari pneumonia dengan pengobatan antibiotik dan istirahat.
Namun, bagi orang yang mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh akibat kondisi lain, seperti infeksi HIV atau sedang menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi, mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia dan mengalami komplikasi.
Ketika tubuh berusaha melawan infeksi, kelemahan atau nyeri otot dapat muncul. Gejala ini lebih umum terjadi pada pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Apabila pneumonia menyebabkan demam, menggigil dapat menjadi salah satu manifestasi dari demam. Menggigil terjadi ketika otot mengalami perluasan dan kontraksi.
Apabila tidak mendapat pengobatan, infeksi saluran kemih dapat menyebar dan mengakibatkan terjadinya pneumonia. Meskipun demikian, insiden ini termasuk jarang terjadi.
Infeksi juga dapat disebarkan dari paru-paru melalui peredaran darah dan masuk ke dalam saluran kemih.
Baca Juga: Cegah Pneumonia, Kemenkes Perketat Pengawasan di Pintu Masuk Bandara dan Pelabuhan
Dua jenis bakteri yang menjadi penyebab pneumonia, yaitu Streptococcus pneumoniae dan Legionella pneumophila, juga dapat ditemukan dalam urin.
Dokter dapat menggunakan uji urin untuk memastikan adanya pneumonia dan menentukan opsi pengobatan yang tepat.
Dalam situasi tertentu, seperti pada pneumonia yang disebabkan oleh virus flu, mual dan muntah dapat menjadi gejala umum terjadi.
Meskipun pneumonia dapat menjadi kondisi serius, pemahaman tentang dampaknya pada sistem tubuh lainnya dapat membantu dalam deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Penting untuk mencari perhatian medis segera jika mengalami gejala komplikasi pneumonia. Selain itu, langkah-langkah pencegahan, seperti vaksinasi dan menjaga kesehatan secara menyeluruh, dapat membantu mengurangi risiko pneumonia dan komplikasinya.
Sumber : Healthline
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.