Kompas TV internasional kompas dunia

Pemimpin ISIS Abu Khadija Tewas dalam Serangan Udara Gabungan AS-Irak

Kompas.tv - 15 Maret 2025, 23:13 WIB
pemimpin-isis-abu-khadija-tewas-dalam-serangan-udara-gabungan-as-irak
Pasukan Kurdi memasuki di dinding penjara Ghwayran, Al-Hasakah, Suriah pada Minggu (23/1/2022). Pasukan Kurdi berupaya mengontrol kembali penjara yang sempat dijebol ISIS. (Sumber: Hogir Al-Abdo/Associated Press)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

BAGHDAD, KOMPAS.TV – Pasukan keamanan Irak dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) berhasil menewaskan Abdullah Al Rifai, pemimpin kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Al Rifai, yang dikenal dengan nama Abu Khadija, tewas dalam serangan udara di Provinsi Anbar, Irak, pada Kamis (13/3/2025) lalu.

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al Sudani menyatakan, Al Rifai merupakan salah satu teroris paling berbahaya di dunia. 

“Dia dianggap sebagai ancaman global dan memiliki peran strategis dalam operasi ISIS,” kata Al Sudani dalam unggahan di X, Jumat (14/3/2025).

Baca Juga: Warga Gaza Jalani Ramadan di Tengah Duka dan Krisis Kemanusiaan

Komando Pusat Militer AS (Centcom) mengonfirmasi, serangan udara terhadap Al Rifai dilakukan dengan target presisi. 

Selain Al Rifai, satu anggota ISIS lainnya turut tewas dalam operasi tersebut. 

“Al Rifai adalah pemimpin nomor dua ISIS secara global serta kepala operasi dan keuangan organisasi tersebut,” tulis Centcom dalam pernyataan resminya dikutip dari The National News.

Pasukan Irak dan AS yang berada di lokasi serangan menemukan kedua jasad tersebut dalam kondisi mengenakan rompi bunuh diri yang tidak meledak. 

Identitas Al Rifai dikonfirmasi melalui tes DNA yang sebelumnya dikumpulkan dalam operasi penggerebekan ISIS.

Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan keberhasilan operasi ini melalui platform Truth Social. 

“Hari ini, pemimpin ISIS di Irak telah tewas. Ia diburu tanpa henti oleh pasukan kami yang gagah berani," ujar Trump.

"Nyawanya berakhir bersama satu anggota ISIS lainnya, dalam koordinasi dengan Pemerintah Irak dan Pemerintah Regional Kurdistan,” ujar Trump.

ISIS pertama kali mendeklarasikan “kekhalifahan” pada 2014 setelah merebut sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. 

Kelompok ini menerapkan aturan ekstrem berbasis interpretasi keras syariah Islam dan melakukan berbagai aksi kekerasan.

Baca Juga: Pelaku Penabrakan di New Orleans Ternyata Veteran Militer AS, Disebut Terinspirasi ISIS

Meski dinyatakan kalah pada akhir 2017, ISIS masih memiliki sel-sel tidur yang kerap melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan Irak dan Suriah. Kelompok ini juga diketahui tetap aktif di wilayah gurun yang luas di Suriah.

Kematian Al Rifai menjadi pukulan besar bagi ISIS, tetapi pengamat memperingatkan bahwa ancaman dari kelompok itu masih ada. 

Operasi ini terjadi di tengah tekanan politik di Irak terkait keberadaan pasukan AS. Saat ini, sekitar 2.500 tentara AS masih bertugas di Irak. 

Beberapa kelompok politik dan milisi bersenjata yang didukung Iran mendesak Pemerintah Irak untuk mengakhiri kehadiran militer AS.

Pemerintah Irak dan AS sebelumnya telah menyepakati bahwa koalisi internasional akan mengakhiri misinya di Irak dalam satu tahun ke depan, sementara kehadiran pasukan di wilayah Kurdistan otonom akan berlanjut hingga September 2026.

Di sisi lain, Suriah juga menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan Irak dalam menghadapi ancaman ISIS. 

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad Al Shaibani menegaskan bahwa keamanan kedua negara saling berkaitan. 

“Keamanan Suriah adalah bagian dari keamanan Irak,” ujarnya dalam konferensi pers di Baghdad bersama Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein.

Dalam pertemuan itu, kedua negara membahas secara rinci pergerakan ISIS di perbatasan serta strategi pengamanan di wilayah rawan.

Baca Juga: Joe Biden Blak-blakan Temuan FBI Terkait Pelaku Penabrak di New Orleans, Terkait ISIS?


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The National News

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x