JAKARTA, KOMPAS.TV - Hampir tiga tahun setelah Rusia melancarkan invasi penuh ke Ukraina pada 24 Februari 2022, perang masih berkecamuk tanpa tanda-tanda akan berakhir.
Konflik yang bermula dari aneksasi Krimea pada 2014 ini diperkirakan telah menewaskan ratusan ribu orang, menyebabkan jutaan warga mengungsi, dan mengguncang tatanan geopolitik global.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat setelah Kyiv semakin mesra dengan Barat. Presiden Rusia Vladimir Putin melihat langkah ini sebagai ancaman terhadap pengaruh Moskow di kawasan tersebut.
Pada 2014, Rusia mencaplok Krimea dan mendukung kelompok separatis di wilayah Donbas, memicu pertempuran yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Pada akhir 2021, Rusia mengerahkan puluhan ribu tentaranya di perbatasan Ukraina. Setelah tuntutan agar NATO membatasi ekspansinya ditolak, Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis di Ukraina, Donetsk dan Luhansk.
Baca Juga: Trump Percaya Diri Bisa Sepakat dengan Putin Akhiri Perang di Ukraina, Kembali Menyombong
Tiga hari kemudian, pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan serangan skala penuh dengan dalih “operasi militer khusus.”
Usai invasi Rusia dimulai, jumlah korban dalam perang ini masih menjadi perdebatan.
Dilansir BBC, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pada Desember 2024, 43.000 tentara Ukraina tewas dan 370.000 lainnya terluka sejak awal invasi.
Zelensky juga mengeklaim Rusia kehilangan 198.000 tentara, dan 550.000 lainnya mengalami luka-luka.
Sementara laporan intelijen Barat pada awal 2024 yang dikutip dari The New York Times, memperkirakan total korban jiwa dan luka-luka di pihak Rusia mencapai 320.000 orang, hampir 90 persen dari total pasukan yang dikerahkan sebelum perang.
Rusia sendiri menyebut jumlah korban di pihaknya jauh lebih rendah dari yang dilaporkan pihak Barat.
Kerugian peralatan militer juga signifikan. Rusia kehilangan lebih dari 8.000 kendaraan lapis baja, termasuk 2.700 tank.
Baca Juga: Serangan Rudal Rusia Kembali Hantam Ukraina, 4 Orang Tewas
Bahkan menurut para analis, perang ini telah memundurkan modernisasi militer Rusia hingga hampir dua dekade.
Konflik ini juga telah menyebabkan lebih dari delapan juta warga Ukraina mengungsi ke luar negeri, sementara jumlah pengungsi internal hampir mencapai angka yang sama.
Selain itu, Rusia dituduh telah memindahkan paksa hingga 1,6 juta warga Ukraina, termasuk 260.000 anak-anak, ke wilayahnya.
Pada Maret 2023, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyatakan pemindahan paksa ini merupakan kejahatan perang.
Selain itu, pasukan Rusia dituduh melakukan berbagai pelanggaran HAM, termasuk serangan terhadap infrastruktur sipil.
Salah satu insiden yang paling mencolok adalah penghancuran Bendungan Kakhovka di Sungai Dnipro pada Juni 2023.
Baca Juga: Ukraina dalam Bahaya, Rudal Balistik Korea Utara Kian Mematikan dan Medan Perang Jadi Uji Coba
Bencana ini menyebabkan banjir besar yang merendam wilayah seluas sekitar 240 mil persegi (620 km²), menewaskan puluhan orang, dan membuat hampir satu juta warga kehilangan akses air bersih.
Sejak awal invasi, Ukraina telah menerima miliaran dolar bantuan militer dari negara-negara Barat. Dukungan ini membantu Kyiv mempertahankan wilayahnya dan bahkan melancarkan serangan balik terhadap Rusia.
Salah satu keberhasilan besar Ukraina adalah penenggelaman kapal perang Moskva, kapal utama Armada Laut Hitam Rusia, pada April 2022.
Selain bantuan militer, negara-negara Barat juga memberlakukan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia.
Langkah ini bertujuan melemahkan ekonomi Moskow dan membatasi kemampuannya untuk membiayai perang.
Namun, hasilnya beragam, karena Rusia tetap menemukan cara untuk menghindari beberapa sanksi dan menjaga perekonomiannya tetap berjalan.
Jelang tiga tahun sejak invasi dimulai, perang masih terus berlanjut tanpa solusi diplomatik yang jelas. Ukraina tetap mendapat dukungan dari sekutu Barat, tetapi tantangan di medan perang semakin besar.
Sementara Rusia terus berupaya mempertahankan wilayah yang didudukinya dan meningkatkan serangannya ke infrastruktur Ukraina.
Dengan perang yang masih berlangsung, masa depan Ukraina dan keamanan Eropa tetap menjadi pertaruhan besar dalam konflik yang telah mengguncang dunia selama tiga tahun terakhir.
Baca Juga: Ledakan! Gambar Udara Situasi Saling Serang Pertempuran Rusia-Ukraina
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : BBC/The New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.