Israel juga menyerukan agar tanggung jawab UNRWA dialihkan ke lembaga lain, meskipun belum mengusulkan alternatif konkret.
Baca Juga: Momen Warga Palestina Pulang Jalan Kaki Lewati Puing-Puing Perang usai Gencatan Senjata Israel-Hamas
Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengecam langkah Israel sebagai upaya untuk menghapus hak pengungsi Palestina.
"Israel telah menyerang UNRWA jauh sebelum 7 Oktober, dengan tujuan menghilangkan masalah pengungsi Palestina dan hak-hak mereka yang tidak dapat dihapus," kata Mansour.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam sebuah surat menuntut Israel mencabut larangan tersebut dan menolak klaim kedaulatan Israel atas Yerusalem Timur, di mana UNRWA memiliki kantor.
Lazzarini memperingatkan bahwa pembubaran UNRWA dapat memperburuk ketegangan dan menghambat perdamaian.
Slovenia menyatakan bahwa Israel gagal memberikan alternatif untuk menggantikan layanan UNRWA.
"Jika UNRWA dipaksa untuk menghentikan kegiatannya di wilayah pendudukan Palestina, Israel harus memastikan bahwa semua layanan yang disediakan tetap berjalan. Sayangnya, kami belum mendengar jaminan apa pun dari pemerintah Israel," kata Wakil Duta Besar Slovenia, Ondina Blokar Drobic.
UNRWA, yang didirikan pada 1949, telah lama menjadi penyedia layanan utama bagi pengungsi Palestina, termasuk pendidikan dan layanan kesehatan.
Banyak dari mereka tidak memiliki kewarganegaraan dan sangat bergantung pada bantuan UNRWA.
Yerusalem Timur, yang diduduki Israel sejak Perang 1967, menjadi titik konflik utama dalam sengketa Israel-Palestina. Larangan terhadap UNRWA diperkirakan akan semakin memperburuk ketegangan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Israel Kembali Langgar Gencatan Senjata Gaza, Bunuh Anak 5 Tahun dan Seorang Pria
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The National
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.