Kompas TV internasional kompas dunia

Warga Gaza Tolak Usulan Trump untuk Tinggalkan Tanah Air Palestina

Kompas.tv - 28 Januari 2025, 11:51 WIB
warga-gaza-tolak-usulan-trump-untuk-tinggalkan-tanah-air-palestina
Warga Palestina kembali bergerak menuju Gaza utara. (Sumber: Anadolu Agency)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

GAZA, KOMPAS.TV — Warga Palestina di Gaza merespons tegas pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyarankan agar mereka meninggalkan wilayah tersebut dan tinggal di tempat lain. Pernyataan itu disampaikan lebih dari seminggu setelah gencatan senjata rapuh antara kelompok militan Hamas dan Israel.  

Trump, dalam komentarnya di pesawat kepresidenan Air Force One, menyarankan agar Gaza “dibersihkan” dan populasinya dipindahkan ke Mesir atau Yordania

“Saya ingin Mesir menerima mereka, dan saya ingin Yordania menerima mereka,” kata Trump.

Baca Juga: Hamas Klaim Menang dengan Kembalinya Warga Palestina ke Gaza Utara: Rencana Pengusiran Israel Hancur

“Kita bisa membangun perumahan di lokasi lain di mana mereka mungkin bisa hidup damai untuk pertama kalinya.”  

Namun, usulan tersebut langsung ditolak oleh Mesir dan Yordania, yang menegaskan pentingnya hak rakyat Palestina atas tanah air mereka. 

Liga Arab bahkan menyebut komentar Trump sebagai bentuk “pembersihan etnis.”  

Selama perang Hamas-Israel 15 bulan terakhir, lebih dari 90 persen populasi Gaza, yang mencapai 2,3 juta jiwa, telah mengungsi menurut perkiraan PBB. 

Hampir 60 persen bangunan di wilayah tersebut hancur atau rusak parah, berdasarkan analisis citra satelit oleh para akademisi di AS.

Setelah gencatan senjata dimulai pada 19 Januari lalu, warga Gaza yang sebelumnya dipaksa mengungsi ke wilayah selatan kini diizinkan kembali ke utara, yang sebelumnya berada di bawah pengepungan Israel. Namun, kondisi di wilayah utara penuh dengan reruntuhan. 

"Pemandangan orang-orang yang kembali ke tanah air mereka merupakan pesan yang kuat, khususnya sebagai respons terhadap Trump," kata Ali Hassouna, seorang penduduk Gaza, dikutip dari The National News.

"Orang-orang ini sepenuhnya menyadari bahwa mereka kembali ke reruntuhan dan kehancuran, namun mereka bersikeras mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia: ketika Anda memiliki klaim yang sah atas sesuatu, tidak seorang pun – baik Amerika maupun Israel – dapat mengambilnya," tegasnya.

Bagi banyak warga, kembali ke rumah yang hancur adalah bentuk perlawanan.

Baca Juga: Saat Puluhan Ribu Warga Palestina Pulang Kembali ke Tanah Leluhur Gaza yang Hancur

"Biarkan Trump mengatakan apa pun yang dia inginkan," ujar warga lain, Mahmoud Zebda.

“Kami tidak meninggalkan Gaza saat bom berjatuhan di atas kepala kami – mengapa kami harus pergi sekarang setelah perang berakhir?” imbuhnya.

Sejumlah warga pun tampak menggali dengan tangan kosong untuk menemukan sisa-sisa rumah mereka dan korban di bawah reruntuhan.

“Situasi di Gaza sangat menantang. Kebutuhan hidup dasar sangat terbatas dan kami terpaksa memulai dari awal lagi," kata Zebda. 

"Namun, kami tidak dapat melakukannya sendiri – kami membutuhkan dukungan dari orang lain untuk membantu kami bangkit kembali. Harapan utama kami adalah keselamatan dan kesempatan untuk membangun kembali Gaza.” 

Biaya untuk membangun kembali Gaza diperkirakan mencapai 40-50 miliar dolar AS selama satu dekade, menurut Naser Mufrej, profesor di Universitas Amerika Arab di Ramallah.

Saat ini, gencatan senjata memungkinkan 600 truk masuk setiap hari, tetapi sebagian besar membawa makanan dan obat-obatan, bukan material untuk membersihkan jutaan ton puing-puing.  

Bagi rakyat Palestina, setiap upaya memindahkan mereka dari Gaza mengingatkan pada “Nakba” atau “bencana” tahun 1948, ketika banyak dari mereka diusir dari tanah air mereka saat pembentukan Israel.  

“Kami akan membangunnya kembali. Ini tanah kami dan kami adalah anak-anaknya. Kami memahaminya dan tanah ini memahami kami. Tanah ini tidak akan pernah menerima negara lain selain kami," ucap Hassouna. 

Baca Juga: Tertahan Militer Israel, Pengungsi Palestina Tertahan Saat Ingin Kembali ke Gaza Utara


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The National News

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x