GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel tak puas hanya menyerang Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan, yang menjadi RS terakhir beroperasi di utara Gaza.
Mereka bahkan menahan Direktur RS Kamal Adwan, Hossam Abu Safiya.
Pihak Israel melakukan serangan ke RS Kamal Adwan, Jumat (27/12/2024), dan mengusir paksa sejumlah pasien dan staf rumah sakit.
Baca Juga: Tentara Israel Usir Paksa Pasien dan Staf Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza, Lagi-Lagi Salahkan Hamas
WHO mengungkapkan, sekitar 60 pekerja rumah sakit dan 25 pasien dalam kondisi kritis, termasuk yang mengenakan ventilator tetap berada di rumah sakit.
Sedangkan pasien yang berada dalam kondisi tak terlalu parah dipakasa mengevakuasi diri ke Rumah Sakit Indonesia, yang hancur dan tak berfungsi.
Badan Kesehatan PBB itu mengatakan, mereka sangat khawatir dengan keselamatan para pasien.
Sementara itu dikutip dari Arab News, Sabtu (28/12/2024), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, tentara Israel telah menahan Hossam Abu Safiya, bersama dengan sejumlah staf medis.
Pihak Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan, Abu Safiya ditahan bersama pemimpin mereka di Gaza utara, Ahmed Hassan Al-Kahlout.
Namun demikian, pihak Israel tak berkomentar terkait penahanan tersebut.
Sebelum penyerangan militer Israel ke rumah sakit, Abu Safiya berulang kali memperingatkan mengenai situasi RS Kamal Adwan yang mengenaskan.
Ia menuduh tentara Israel terus menargetkan fasilitas kesehatan.
Pada Senin (23/12/2024), Abu Safiya mengeluarkan pernyataan yang menuduh Israel menargetkan RS Kamal Adwan dengan keinginan membunuh dan mengusir paksa orang-orang di dalamnya.
Sementara itu, Medglobal, yang mempekerjakan Abu Safiya sebagai pemimpin dokternya di Gaza, menyerukan agar ia segera dibebaskan. Seruan ini menggema ke berbagai negara di belahan dunia.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden MedGlobal Zaher Sahloul.
Sahloul mengatakan, Abu Safiya telah mendedikasikan hidupnya untuk melindungi kesehatan dan nyawa anak-anak di Gaza.
Ia juga mengatakan Abu Safiya telah memberikan perawatan di tengah tanpa kondisi medis profesional yang seharusnya didapatkan.
Baca Juga: 3 Bayi Palestina Tewas Kedinginan di Kamp Pengungsi Gaza yang Diblokade Israel
“Penahanannya tak hanya tidak adil, ini merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional, yang menegaskan perlindungan terhadap personel medis di zona konflik,” tuturnya dikutip dari Al-Jazeera.
“MedGlobal menyerukan untuk pembebasan Dr Abu secepatnya dan tanpa syarat,” lanjut Sahloul.
MedGlobal merupakan organisasi internasional non-profit yang berbasis di Chicago, Illnois, Amerika Serikat (AS).
Sumber : Arab News/A-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.