“Para petugas telah dikirtim ke pegunungan selama beberapa hari dengan jumlah besar yang sedikit, dan dikatakan itu merupakan bagian dari latihan bertahan hidup,” ujarnya.
Mengingat para tentara Korea Utara biasa berlatih bertempur di pengunungan semenanjung Korea, Ryu mempertanyakan seberapa baik mereka bisa beradaptasi dalam pertempuran di tanah datar dan di parit Kursk.
Menurut Tyu, Korps Badai sendiri sebenarnya bukan unit untuk garis depan.
“Misi mereka adalah memasuki garis musuh, dan menciptakan kekacauan di dalam wilayah lawan,” ujarnya.
Namun ia menambahkan Kim Jong-un tak memiliki alternatif selain mengirim pasukan khususnya.
Sebab kebanyakan tentara reguler menghabiskan waktunya untuk bertani, membangun dan memotong kayu.
“Kim Jong-un harus mengirim orangnya untuk menunjukkan setidaknya di level tertentu kemampuan perang, untuk menghindari kerusakan reputasi Korea Utara di Rusia,” ucapnya.
Ryu sendiri menegaskan para tentara Korea Utara juga akan lebih memilih untuk tetap pergi membantu Rusia, meski jika mereka memiliki pilihan.
Pihak yang ambisi akan melihatnya sebagai kesempatan meningkatkan karir mereka.
Selain itu, mereka juga ingin merasakan hidup di luar negeri untuk pertama kalinya.
“Saya pikir mereka lebih ingin bertempur ketimbang tentara Rusia sendiri,” ucapnya.
Tyu juga mengakui jika ia berada dalam situasi para tentara Korea Utara itu, ia juga pasti ingin agar dikirim.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Mulai Bikin Ukraina Khawatir, Diyakini Sudah Beradaptasi dengan Medan Perang
Eks Komandan Pasukan Khusus Korea Selatan Chun In-bim, sepakat bahwa tentara Korea Utara tersebut tak boleh diremehkan.
“Hanya karena mereka kekurangan makanan dan latihan, bukan berarti mereka tak memiliki kemampuan,” ucapnya.
“Mereka akan cepat menyesuaikan diri. Kami tak boleh meremehkan mereka,” ucap Chun In-bim.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.