Menurut militer Israel, 86 persen sistem pertahanan udara Suriah yang telah dihancurkan tersebut meliputi 107 komponen pertahanan udara terpisah dan 47 radar.
Israel mengeklaim hanya tinggal beberapa sistem pertahanan udara Suriah yang tersisa kini dan bukan ancaman besar. IAF mengeklaim kini bisa beroperasi dengan bebas di seluruh wilayah udara Suriah.
"Rangkaian pertahanan udara Suriah adalah salah satu yang terkuat di Timur Tengah dan serangan terhadapnya menjadi pencapaian signifikan bagi superioritas Angkatan Udara (Israel) di kawasan ini," kata militer Israel.
Mereka juga meyakini Iran semakin terdorong untuk meningkatkan lebih jauh program nuklirnya dan mengembangkan bomnya.
Menurut mereka, hal itu akan dilakukan Iran yang disebut semakin terisolasi setelah jatuhnya rezim Assad dan melemahnya kelompok proksi utama mereka di Lebanon, Hizbullah.
Iran sendiri selalu membantah mencoba mengembangkan senjata nuklir. Mereka terus menegaskan bahwa program luar angkasa dan aktivitas nuklirnya untuk kepentingan sipil.
Baca Juga: Travis Timmerman Warga AS yang Ditemukan di Damaskus, Sempat Dipenjara Rezim Bashar Al-Assad
Meski begitu, intelijen Amerika Serikat dan Badan Pengawasan Nuklir PBB (IAEA) mengatakan Iran telah melakukan program nuklir militer hingga 2003.
Mereka juga menyebut Iran terus mengembangkan program nuklirnya melebihi kebutuhan sipil.
Israel sendiri berpendapat Iran tak pernah benar-benar meninggalkan program senjata nuklirnya, dan mengeklaim banyak dari situs nuklir mereka terkubur di bawah pengunungan yang dijaga ketat.
Sumber : The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.