PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara diyakini semakin kuat karena mendapat jet tempur dari Rusia sebagai imbalan atas pengiriman tentara Kim Jong-un.
Hal tersebut diungkapkan oleh Komandan Komanda Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) Laksamana Samuel Paparo.
Ia juga mengatakan tentara Korea Utara tetap berada di area perang, namun belum beraksi secara aktif.
Baca Juga: Gegara Tangisannya Dikira Suara Hantu, Pria Ini Harus Terjebak 3 Hari dalam Sumur
Menurut Paparo, Rusia akan memasok jet tempurnya ke Korea Utara, di tengah meningkatnya hubungan kerja sama kedua negara.
Paparo mengatakan Rusia setuju mengirimkan jet tempur MiG-29 dan Su-27 ke Pyongyang.
Pengiriman jet tempur itu sebagai imbalan atas pengiriman tentara Korea Utara untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Dikutip dari Euronews, Rabu (11/12/2024), media Ukraina, Defence Express, mengatakan Korea Utara memiliki 18 MiG-29, 34 Su-25, dan berbagai varian MiG yang lebih tua.
Namun, banyak di antaranya yang tak beroperasi.
Pusat Perlawanan Nasional yang dijalankan militer Ukraina, melaporkan pada 4 Desember bahwa tentara Korea Utara telah ditempatkan di pos observasi dan pos penjagaan di Kursk, Rusia.
Mereka berperan sebagai eselon kedua yang tak terlibat langsung dalam pertempuran.
Korea Utara dilaporkan telah mengirimkan pasukannya ke Rusia sejak bulan lalu.
AS dan Ukraina mengungkapkan telah teradi pertempuran yang melibatkan tentara Korea Utara di Kursk.
Pihak Ukraina mengungkapkan sudah ada tentara Korea Utara yang tewas dalam pertempuran.
Pengiriman tentara Korea Utara ke Rusia disebut sebagai imbas dari kerja sama pertahanan antara Pyongyang dan Moskow, Juni lalu.
Sementara itu, analis dari laman pengawasan Ukraina DeepState Map, melaporkan pada 10 Desember, pasukan Rusia telah mencapai wilayah Sumy di Ukraina.
Wilayah itu berada dekat perbatasan dengan Desa Oleksandriya.
Baca Juga: Korea Utara Bereaksi atas Darurat Militer Korea Selatan, Rezim Kim Jong-Un: Ulah Kediktatoran Fasis
Laman itu melaporkan pasukan Rusia telah menduduki sekitar 2 km persegi di Sumy, dan terus maju ke Kursk.
Namun, otoritas Sumy, termasuk Kepala Militer Wilayah Sumy Volodymyr Artyukh, membantah laporan bahwa pasukan Rusia telah mendekati perbatasan.
Ia menyebut laporan tersebut palsu dan merupakan disinformasi.
Sumber : Euronews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.