Pemberontak menerobos garis pertahanan pemerintah Suriah di utara Hama setelah pertempuran sengit selama beberapa hari.
Militer telah mengirim bala bantuan ke kota tersebut setelah jatuhnya Aleppo.
Meski mendapat dukungan dari serangan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran, mereka tak mampu mencegah Hama diserbu pada Kamis (5/12/2024).
Komandan pemberontak Hassan Abdul Ghani pada pagi harinya menegaskan bahwa pejuangnya telah melakukan pertempuran sengit di sejumlah distrik.
Pada siang hari, ia mengumumkan ratusan tahanan dari penjara pusat Hama telah dibebaskan.
Beberapa menit kemudian, militer mengumumkan penarikan mundur tentaranya ke luar Hama demi mempertahankan kehidupan rakyat sipil dan menghindari pertempuran urban.
“Kami dengan senang mengatakan kepada Anda bahwa Hama telah dibebaskan setelah pasukan kami menyelesaikan operasi penyisiran,” tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa pasukan pemberontak telah memberikan bandara militer Hama, begitu juga bukti strategis yang penting, Jabal Zain al-Abadin.
Dalam videonya, Abu Mohammed al-Jawlani mengatakan pasukannya memasuki Hama untuk menyembuhkan luka yang diderita Suriah selama 40 tahun.
Baca Juga: Rusia Tutup Konsulat Polandia di St. Petersburg sebagai Respons Sikap Bermusuhan
“Saya meminta Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa ini menjadi penaklukkan tanpa balas dendam,” tuturnya.
Ia merujuk pada pembunuhan antara 10.000 hingga 25.000 orang di Hama pada 1982, ketika Presiden Hafez al-Assad ayah dari Bashar Al-Assad mengirim tank dan artileri menghancurkan pemberontakan Islamis di kota tersebut.
Strategi yang sama kemudian dilakukan oleh Bashar di seluruh negara tersebut, selama 13 tahun terakhir.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.