Kompas TV internasional kompas dunia

Kekuasan Pemberontak Suriah Bertambah, Kuasai Kota Besar Kedua Usai Tentara Bashar Al-Assad Mundur

Kompas.tv - 6 Desember 2024, 08:45 WIB
kekuasan-pemberontak-suriah-bertambah-kuasai-kota-besar-kedua-usai-tentara-bashar-al-assad-mundur
Sejumlah anggota pemberontak Suriah melintas di dekat sebuah kendaraan lapis baja milik angkatan darat Suriah yang kosong di tol di luar Khan Sheikhoun di sebelah barat daya Aleppo, Minggu (1/12/2024). (Sumber: AP Photo/Ghaith Alsayed)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

HAMA, KOMPAS.TV - Kekuasaan pemberontak Suriah bertambah setelah tentara Presiden Bashar Al-Assad mundur.

Pemberontak Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menegaskan telah menguasai kota besar yang kedua, Hama.

Pemimpin pemberontak HTS Abu Mohammed Al-Jawlani mengungkapkan kemenangan di Hama.

Baca Juga: Pengakuan Oposisi Korsel, Mengira Pengumuman Darurat Militer Presiden Yoon Suk-Yeol Deepfake

HTS dan sekutunya awalnya menguasai penjara pusat Hama dan membebaskan sejumlah tahanan di tengah pertempuran.

Militer Suriah pada akhirnya menarik mundur pasukannya ke luar kota tersebut.

Hama merupakan rumah dari 1 juta orang, dan terletak 110 km, dari Aleppo kota terbesar kedua Suriah yang sudah dikuasai pemberontak sejak akhir pekan lalu, setelah melakukan serangan kejutan.

Dikutip dari BBC Internasional, Jumat (6/12/2024), komandan pemberontak mengatakan kepada penduduk Homs, yang merupakan kota sebelah selatan jalan raya dari Aleppo menuju Damaskus, bahwa waktu mereka untuk dikuasai akan segera datang.

Pada masa lalu, Presiden Assad bergantung pada Rusia dan Iran untuk menghancurkan musuh-musuhnya.

Tetapi, dengan kedua sekutunya itu tengah mengurusi permasalahan mereka sendiri, masih belum diketahui bagaimana Assad akan menghentikan pemberontak yang mengancam kelangsungan pemerintahannya.

Lebih dari setengah juta orang terbunuh sejak perang sipil meletus di Suriah pada 2011.

Perang sipil di Suriah Meletus setelah pemerintahan Assad menghalau demonstrasi damai pro-demokrasi dengan tindakan kekerasan.




Sumber : BBC Internasional




BERITA LAINNYA


Opini

Urbi Et Orbi

1 Januari 2025, 02:00 WIB

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x