DHAKA, KOMPAS.TV – Penangkapan seorang biksu Hindu di Bangladesh memicu ketegangan diplomatik dengan India. India menyuarakan keprihatinan atas perlakuan terhadap minoritas Hindu di Bangladesh, sementara pemerintah Bangladesh membantah tuduhan tersebut.
Chinmoy Krishna Das, juru bicara organisasi Hindu Iskcon yang juga seorang biksu, ditangkap di Bandara Dhaka pada Senin (25/11/2024) atas tuduhan hasutan.
Ia diduga melakukan pelecehan terhadap bendera nasional Bangladesh dalam sebuah aksi unjuk rasa di Chittagong pada Oktober lalu.
Penangkapan ini mendapat sorotan tajam dari India. Melalui sebuah pernyataan, pemerintah India menyatakan "keprihatinan mendalam" dan meminta Bangladesh memastikan keamanan minoritas Hindu.
Dilansir dari BBC, Hindu merupakan kelompok minoritas terbesar di Bangladesh, mencakup sekitar 8 persen dari populasi negara mayoritas Muslim tersebut.
Namun, tanggapan India ini ditanggapi dengan keras oleh Dhaka. Pemerintah Bangladesh menyatakan "kekecewaan mendalam" atas apa yang disebutnya sebagai kesalahpahaman terkait penangkapan Das.
Insiden ini terjadi di tengah memburuknya hubungan antara kedua negara. Hubungan yang sebelumnya erat mulai renggang sejak mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, digulingkan dari kekuasaan pada Agustus lalu.
Hasina, yang kini tinggal di India, pernah menjadi sekutu penting India dalam menjaga stabilitas kawasan, khususnya di perbatasan timur laut India.
Baca Juga: Bertemu PM India, Presiden Prabowo Sambut Baik Kerja Sama di Bidang Kesehatan
Selama 15 tahun pemerintahannya, Bangladesh menjalin kerja sama strategis dengan India. Namun, setelah lengsernya Hasina, India semakin sering menyuarakan kekhawatiran atas perlakuan terhadap minoritas Hindu di Bangladesh.
Meski begitu, tuduhan tersebut telah berulang kali dibantah oleh pemerintah sementara Bangladesh.
Penangkapan Das memicu gelombang protes dari para pendukungnya. Pada Selasa (26/11/2024), pengadilan di Chittagong menolak permohonan jaminan Das.
Keputusan ini memicu bentrokan antara pendukungnya dengan aparat keamanan. Aparat menggunakan pentungan dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Polisi mengatakan kekerasan pecah saat ratusan pendukung Das mengepung kendaraan polisi yang membawa Das kembali ke penjara.
Dalam bentrokan itu, seorang pengacara muslim, Saiful Islam Alif, tewas. Polisi telah menangkap enam orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan Alif, dan lebih dari 20 orang lainnya ditahan terkait kerusuhan tersebut.
Kekhawatiran atas potensi konflik antaragama semakin mencuat. Pemimpin sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, menyerukan masyarakat untuk tetap tenang.
Yunus menegaskan komitmen pemerintah Bangladesh dalam menjaga harmoni antarkelompok di negara tersebut.
Baca Juga: Bertemu Narendra Modi, Prabowo Undang Dokter India Mengajar di Perguruan Tinggi Indonesia
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.