Kompas TV internasional kompas dunia

Demonstran Tuntut Pembebasan Eks PM Pakistan Imran Khan, Enam Orang Tewas

Kompas.tv - 26 November 2024, 23:05 WIB
demonstran-tuntut-pembebasan-eks-pm-pakistan-imran-khan-enam-orang-tewas
Tentara paramiliter Pakistan menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf pimpinan mantan perdana menteri Imran Khan yang dipenjara. Dalam bentrokan antara tentara paramiliter dan warga di Islamabad, Pakistan, sedikitnya enam orang tewas, Selasa, 26 November 2024. (Sumber: Foto AP/Irtisham Ahmed)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

Seorang pengunjuk rasa Fareeda Bibi, yang tidak memiliki hubungan darah dengan istri Khan, mengatakan bahwa masyarakat telah sangat menderita selama dua tahun terakhir.

“Kami benar-benar menderita selama dua tahun terakhir, baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Kami telah hancur. Saya belum pernah melihat Pakistan seperti itu dalam hidup saya,” katanya.

Polisi sejauh ini telah menggunakan gas air mata dalam upaya untuk membubarkan massa. Empat anggota dinas keamanan dan satu warga sipil tewas ketika sebuah kendaraan menabrak mereka di jalan pada Selasa malam. Selain itu, satu petugas polisi lainnya tewas di tempat terpisah.

Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengecam serangan itu, dengan mengatakan bahwa “kelompok anarkis” sengaja menargetkan personel penegak hukum. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tabrakan itu. 

Puluhan orang juga terluka, termasuk jurnalis yang diserang oleh demonstran. Puluhan pendukung Khan memukuli seorang videografer yang meliput protes dan mengambil kameranya. Ia mengalami cedera kepala dan dirawat di rumah sakit.

Sebagian besar media Pakistan telah berhenti merekam dan memotret aksi unjuk rasa tersebut, dan sebaliknya berfokus pada langkah-langkah keamanan dan jalanan kota yang sepi.

Pada Selasa sore, gelombang baru pengunjuk rasa berjalan tanpa perlawanan menuju tujuan akhir mereka di Zona Merah. Sebagian besar demonstran membawa bendera partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf, di bahu mereka atau mengenakan bendera tiga warna partai tersebut pada aksesori.

Baca Juga: Pakistan Laporkan Kasus Polio Baru, Tahun Ini Total Jadi 50

Naqvi mengatakan partai Khan menolak tawaran pemerintah untuk berunjuk rasa di pinggiran kota.

Menteri Informasi Atta Tarar memperingatkan akan ada reaksi keras dari pemerintah terhadap kekerasan tersebut.
Ia mengatakan pemerintah tidak ingin Bushra Bibi mencapai tujuannya untuk membebaskan Khan. "Ia ingin mayat-mayat berjatuhan ke tanah. Ia ingin pertumpahan darah," katanya.

Dalam upaya untuk menggagalkan kerusuhan, polisi telah menangkap lebih dari 4.000 pendukung Khan sejak Jumat lalu dan menangguhkan layanan seluler dan internet di beberapa bagian negara itu. Sementara itu platform pengiriman pesan juga mengalami gangguan parah di ibu kota.




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x