Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Sambut Global Selatan di KTT BRICS, Indonesia Hadir, Agendanya Bikin AS dan Barat Ketar-ketir

Kompas.tv - 22 Oktober 2024, 20:17 WIB
putin-sambut-global-selatan-di-ktt-brics-indonesia-hadir-agendanya-bikin-as-dan-barat-ketar-ketir
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam Forum Bisnis BRICS hari Jumat, 18 Oktober 2024 menegaskan porsi negara-negara BRICS dalam Produk Domestik Bruto PDB global telah melampaui kelompok G7 dan terus tumbuh.  (Sumber: TASS)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

KAZAN, KOMPAS TV — Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan sejumlah pemimpin global lainnya tiba di Kazan, Rusia, Selasa (22/10/2024), untuk menghadiri KTT BRICS. Kremlin berharap pertemuan ini akan menjadi ajang melawan dominasi tatanan liberal Barat.

Adapun Indonesia gerak cepat dan langsung tancap gas dengan mengirim Menteri Luar Negeri Sugiono yang baru beberapa hari dilantik. 

Pertemuan ini menjadi kesempatan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menunjukkan bahwa upaya yang dipimpin AS untuk mengisolasi Rusia atas aksinya di Ukraina telah gagal.

Penasihat urusan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, menyebut KTT ini "acara kebijakan luar negeri terbesar" Rusia, dengan kehadiran 36 negara dan lebih dari 20 kepala negara.

Aliansi BRICS yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, kini berkembang pesat dengan memasukkan Iran, Mesir, Ethiopia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Negara-negara seperti Turki, Azerbaijan, dan Malaysia secara resmi telah mengajukan permohonan keanggotaan, dan beberapa negara lainnya juga menyatakan minat untuk bergabung.

KTT BRICS ini dilihat sebagai bagian dari upaya Kremlin untuk menunjukkan dukungan dari Selatan Global di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Barat dan memperluas hubungan ekonomi serta finansial.

Salah satu proyek yang diusulkan pada KTT ini adalah penciptaan sistem pembayaran baru BRICS Pay yang digadang menjadi alternatif dari jaringan pesan perbankan global SWIFT. Sistem ini diharapkan akan membantu Rusia menghindari sanksi Barat dan tetap berdagang dengan negara-negara mitranya.

Baca Juga: Menlu Sugiono Pulang Kampung sebelum Bertolak ke Rusia, Bertugas Hadiri KTT BRICS

Menteri Luar Negeri RI Sugiono saat dipanggil Prabowo Subianto dalam pengumuman kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Sugiono akan berangkat ke Rusia untuk menghadiri KTT BRICS. (Sumber: Kompas TV)

Putin akan mengadakan sekitar 20 pertemuan bilateral di sela-sela KTT, termasuk pertemuan dengan Xi Jinping dari China, Narendra Modi dari India, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada hari Selasa.

Pada hari Kamis, Putin juga akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, yang akan melakukan kunjungan pertamanya ke Rusia dalam lebih dari dua tahun. Guterres telah berulang kali mengkritik tindakan Rusia di Ukraina.

Tema sentral dalam kepemimpinan Rusia di BRICS kali ini adalah percepatan penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan antar anggota.

Langkah ini sejalan dengan agenda Moskow yang lebih luas, terutama setelah Barat menjatuhkan sanksi terkait invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022.

Dalam pidatonya, Putin menekankan pentingnya mempercepat "Strategi Kemitraan Ekonomi BRICS 2025". Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan mata uang nasional dalam pembayaran lintas batas dan membangun ketahanan terhadap tekanan eksternal, sesuatu yang sangat relevan bagi Rusia dalam menghadapi konfrontasi dengan kekuatan Barat.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mendukung langkah ini dengan mengatakan bahwa BRICS menawarkan platform bagi negara-negara yang ingin menghindari ketergantungan pada mata uang seperti dolar AS atau Euro, yang sering digunakan sebagai alat paksaan ekonomi.

Baca Juga: Dubes Rusia: Indonesia Kandidat Kuat untuk Interaksi dengan BRICS

BRICS akan menggelar KTT pertama sejak memperluas keanggotaan, digelar di kota Kazan, Rusia, selama tiga hari mulai Selasa, 22 Oktober 2024. (Sumber: BRICS)

Kepemimpinan Rusia juga menyoroti pengaruh ekonomi BRICS yang terus berkembang. Saat ini, aliansi BRICS telah melampaui G-7 dalam hal paritas daya beli, menunjukkan kekuatan ekonomi yang signifikan. 

KTT di Kazan juga berpotensi menjadi momen penting untuk ekspansi lebih lanjut, karena minat untuk bergabung dengan BRICS terus meningkat. Menurut Yuri Ushakov, perwakilan dari 32 negara, termasuk 24 kepala negara, telah mengonfirmasi partisipasi mereka, mencerminkan daya tarik BRICS yang semakin berkembang.

Ushakov juga menyatakan bahwa para pemimpin BRICS akan mempertimbangkan menerima anggota baru selama KTT ini. Sebanyak 34 negara telah menyatakan minat untuk bergabung sebagai anggota penuh atau dalam bentuk kerja sama lainnya.

Menteri Luar Negeri Belarusia, Maxim Ryzhenkov, mengatakan bahwa sekitar 10 anggota baru dapat diumumkan selama pertemuan ini, menunjukkan betapa cepatnya blok ini memperluas pengaruhnya.

Negara-negara seperti Azerbaijan, Belarus, Kuba, Malaysia, dan Pakistan telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung. Sementara itu, Sri Lanka diperkirakan akan mengajukan permohonan selama KTT ini, dan Turki juga menunjukkan minatnya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyoroti potensi organisasi internasional seperti BRICS untuk memajukan kerja sama ekonomi dan melengkapi kemitraan yang sudah ada, di mana Ankara sudah menjadi anggota di beberapa organisasi internasional lainnya.


 




Sumber : Associated Press / TASS




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x