Iran sendiri membantah laporan tersebut.
Sejumlah sumber mengungkapkan bahwa meski Qaani masih hidup dan tak disakiti, statusnya menunjukkan semakin meningkatnya kekhawatiran atas kerentanan internal.
Kharatian mengatakan Iran secara konsisten meremehkan kemampuan Israel dalam infromasi dan perang siber.
“Keunggulan Israel dalam perang informasi membayangi seluruh pencapaian kami,” katanya.
Kharatian pun menuduh intelijen Israel salah mengalokasikan sumber daya untuk fungsi-fungsi penting.
Ia merujuk pada percakapan dengan seorang wakil di badan intelijen.
“Saya menunjukkan kesalahan kepala badan intelijen. Kesalahakn strategis telah dibuat,” ucapnya.
Menurut Kharatian, hal ini termasuk mengalihkan dana ke bidang-bidang yang tak terlalu penting, sehingga melemahkan kapasitas negara untuk merespons ancaman eksternal.
Aparat intelijen Iran juga disalahkan karena memprioritaskan pengawasan internal, dibandingkan ancaman eksternal seperti Israel.
Baca Juga: Israel Serang Kamp Tenda di Rumah Sakit di Gaza, 4 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Luka-Luka
Kharatian mengatakan upaya intelijen Iran dipusat pada pemantauan para pembangkang dalam negeri, ketimbang melawan operasi Israel.
“Hilangkan slogan ‘matilah Israel’ atau berhenti menjadikannya prioritas keseratus di departemen intelijen,” ujarnya.
Kritikan Kharatian juga menyasar ke sikap kebijakan Iran, dengan Kharatian menunjuk pada tidak adanya “meja Israel” di Kementerian Luar Negeri, sesuatu yang bahkan dipertahankan oleh negara-negara seperti Pakistan.
Sumber : Iran International
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.