Kompas TV internasional kompas dunia

Saat Lembaga Penyedia Makanan Gratis Selandia Baru Sebar Permen Rasa Nanas Mengandung Metamfetamin

Kompas.tv - 14 Agustus 2024, 11:36 WIB
saat-lembaga-penyedia-makanan-gratis-selandia-baru-sebar-permen-rasa-nanas-mengandung-metamfetamin
Dalam foto yang disediakan oleh NZ Drug Foundation, permen rasa nanas yang diisi dengan dosis metamfetamin yang berpotensi mematikan dipajang di Auckland, Selandia Baru, Selasa, 13 Agustus 2024 (Sumber: AP Photo )
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

WELLINGTON, KOMPAS TV – Sebuah lembaga amal penyedia makanan gratis di Auckland, Selandia Baru, tanpa sengaja membagikan permen yang ternyata mengandung metamfetamin atau sabu, narkoba mematikan, kepada masyarakat tunawisma. 

Permen tersebut diterima sebagai sumbangan dari seorang donatur yang tidak dikenal.

Pihak pengelola lembaga amal Misi Kota Auckland mengumumkan pada Rabu (14/8/2024) bahwa mereka sedang menghubungi sekitar 400 orang yang mungkin menerima paket makanan berisi permen tersebut. 

Ternyata, permen tersebut sebenarnya adalah metamfetamin dalam bentuk blok padat yang dibungkus seperti permen biasa. 

Sumber pihak berwenang di Selandia Baru mengatakan, tiga orang yang sempat mengonsumsi permen 'sabu' terebut langsung dilarikan ke rumah sakit, namun beruntungnya mereka sudah diperbolehkan pulang.

Menurut New Zealand Drug Foundation, setiap permen ini mengandung metamfetamin hingga 300 kali lipat dari dosis yang biasa dikonsumsi, dan ini sangat berbahaya.

Ben Birks Ang, juru bicara yayasan tersebut, menjelaskan bahwa menyelundupkan narkoba dalam bentuk permen adalah trik umum untuk menyelundupkan barang melintasi perbatasan. 

Dia juga memperingatkan bahwa permen serupa mungkin masih beredar di berbagai tempat di Selandia Baru.

Baca Juga: BNN Tangkap Kapal Berbendera Singapura di Kepulauan Riau, Ternyata Bawa 106 Kg Sabu

Foto ilustrasi obat-obatan mengandung metamfetamin yang bisa disebut sabu. (Sumber: Straits Times)

Nilai jual permen ini mencapai NZ$ 1.000 (sekitar Rp9,4 juta) per butirnya, yang menurut Birks Ang, menunjukkan bahwa donasi ini kemungkinan terjadi karena kesalahan, bukan serangan yang disengaja.

Detektif Inspektur Glenn Baldwin menambahkan bahwa dugaan awal mereka adalah ini merupakan bagian dari skema penyelundupan narkoba yang gagal. 

Polisi sudah menemukan 16 butir permen, namun belum tahu berapa banyak yang masih ada di luar sana.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x