"Ke mana kami harus pergi?" tanya Mahmoud Abu Yaseen, yang mengatakan dia mendengar dua serangan dan memeluk anak-anaknya, kemudian bangun di rumah sakit dan menemukan putranya telah meninggal. Keluarga tersebut telah mengungsi lima kali sejak perang dimulai, katanya.
Seorang pejabat PBB menggambarkan kekacauan total di rumah sakit Nasser tempat korban dibawa, banyak yang dirawat di lantai berlumuran darah dengan sedikit persediaan yang tersedia.
"Saya melihat beberapa pemandangan paling mengerikan yang pernah saya lihat dalam sembilan bulan saya di Gaza," kata Scott Anderson dalam sebuah pernyataan.
"Saya melihat balita yang menjalani amputasi ganda, anak-anak yang lumpuh dan tidak bisa menerima perawatan, dan lainnya yang terpisah dari orang tua mereka." Dia mengatakan pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza mematikan upaya memberikan perawatan medis dan lainnya yang dibutuhkan.
Hari Minggu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memuji para pilot yang melakukan serangan tersebut dan mengatakan Hamas semakin tergerus setiap hari, tanpa kemampuan untuk mempersenjatai diri, mengatur, atau "merawat yang terluka."
Setidaknya 300 orang terluka dalam serangan tersebut, salah satu yang paling mematikan dalam perang sembilan bulan yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan mengambil lebih dari 200 sandera.
Lebih dari 38.600 orang di Gaza telah tewas dalam serangan darat dan pengeboman Israel sejak itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Kementerian tersebut tidak membedakan antara pejuang dan warga sipil dalam hitungannya.
Hari Minggu, sebuah serangan Israel di Nuseirat di Gaza tengah menewaskan setidaknya 14 orang di gerbang sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan bagi orang-orang yang mengungsi, menurut seorang jurnalis Associated Press yang mengunjungi dua rumah sakit.
Anak-anak termasuk di antara 15 orang lainnya yang terluka. Militer Israel mengatakan telah menyerang "teroris" yang beroperasi di sekitar sekolah yang dijalankan oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.