Kompas TV internasional kompas dunia

Saat Perang Psikologis Aneh dengan Dentuman K-Pop dan Balon Sampah Bikin Dua Korea Makin Tegang

Kompas.tv - 12 Juni 2024, 05:45 WIB
saat-perang-psikologis-aneh-dengan-dentuman-k-pop-dan-balon-sampah-bikin-dua-korea-makin-tegang
Tentara Korea Selatan membongkar pengeras suara yang dipasang untuk siaran propaganda di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea di Paju, Korea Selatan, pada 1 Mei 2018. Korea Selatan hari Minggu, 9 Juni 2024, mengumumkan akan melanjutkan siaran propaganda anti-Korea Utara di daerah perbatasan. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

Siapa yang Punya Pengeras Suara Lebih Baik?

Pejabat Korea Selatan sebelumnya mengatakan siaran dari pengeras suara mereka dapat menjangkau sekitar 10 kilometer pada siang hari dan 24 kilometer pada malam hari. Mereka mengatakan siaran Korea Utara di masa lalu dari pengeras suaranya tidak terdengar jelas di wilayah Korea Selatan.

Beberapa tentara garis depan Korea Utara bersaksi setelah membelot ke Korea Selatan bahwa mereka menikmati siaran Korea Selatan yang berisi lagu pop dan prakiraan cuaca yang akurat yang memperingatkan kemungkinan hujan dan menyarankan mereka untuk mengumpulkan cucian yang dijemur di luar.

Pada tahun 2015, ketika Korea Selatan memulai kembali siaran pengeras suara untuk pertama kalinya dalam 11 tahun, Korea Utara menembakkan peluru artileri melintasi perbatasan, mendorong Korea Selatan untuk membalas tembakan, menurut pejabat Korea Selatan. Tidak ada korban yang dilaporkan.

Bisakah Lagu-lagu K-pop Bikin Korea Utara Bergoyang?

Para ahli dan pembelot mengatakan K-pop dan produk budaya pop Korea Selatan lainnya seperti film dan drama TV muncul sebagai tantangan bagi kepemimpinan Korea Utara karena semakin populer di kalangan masyarakat.

Sejak pandemi, Kim Jong Un mengintensifkan kampanye menghilangkan pengaruh budaya pop dan bahasa Korea Selatan di kalangan rakyatnya, menurut Barat adalah upaya untuk memperkuat kekuasaan dinastinya.

Daftar putar siaran pengeras suara Korea Selatan pada tahun 2016 termasuk lagu-lagu oleh penyanyi muda, IU, yang suaranya yang lembut dan menenangkan diyakini dimaksudkan untuk mendemoralisis tentara pria garis depan Korea Utara.

Korea Utara lebih toleran terhadap budaya pop Korea Selatan ketika hubungan menghangat di masa lalu. Selama periode pendek rekonsiliasi tahun 2018, Korea Utara mengizinkan beberapa bintang pop terbesar dari Selatan mengunjungi ibu kotanya, Pyongyang, dan mengadakan pertunjukan langka.

Rekaman TV Korea Selatan menunjukkan penonton Korea Utara tampaknya menikmati balada klasik oleh penyanyi pria, tetapi kurang antusias terhadap Red Velvet, grup girlband K-pop yang dikenal dengan vokal mereka yang ceria dan koreografi seksi. Kim Jong Un bertepuk tangan pada konser tersebut, dilaporkan menyebutnya sebagai "hadiah untuk warga Pyongyang."

Baca Juga: Kenapa Korea Utara Kirim Balon Sampah ke Korea Selatan?

Dalam foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, sampah berserakan di pinggir jalan di Seol, Korea Selatan, Rabu (29/5/2024) dari sebuah balon yang diyakini dikirimkan Korea Utara. (Sumber: Kantor Kepresidenan Korea Selatan via AP)

Bisakah Terjadi Bentrokan Militer karena Adu Lantang Pengeras Suara?

Ada kekhawatiran perang psikologis kuno ini meningkatkan risiko bentrokan militer langsung antara kedua Korea, yang keduanya telah memperjelas bahwa mereka tidak lagi terikat oleh perjanjian pengurangan ketegangan 2018.

Diplomasi antara kedua negara terhenti sejak diplomasi nuklir Korea Utara-AS runtuh pada 2019. Jadi, mungkin sulit bagi kedua rival untuk mengadakan pembicaraan sebagai jalan keluar dari siklus ketegangan saling balas.

"Korea Selatan punya keunggulan yang jelas dalam hal operasi informasi dan kemampuan militer konvensional, namun juga punya lebih banyak yang dipertaruhkan jika terjadi bentrokan fisik," kata Easley, sang profesor. "Sementara rezim Kim rentan terhadap informasi luar, status nuklir yang diproklamirkan sendiri mungkin memberinya kepercayaan berlebihan dalam kemampuannya untuk memaksa."

Korea Utara dapat membalas dengan cara yang menghindari serangan balasan langsung, menggunakan taktik "zona abu-abu" di mana keterlibatannya tidak segera dikonfirmasi, kata Wang Son-taek, seorang profesor di Universitas Sogang Seoul, dalam kolom surat kabar baru-baru ini.

Siaran pengeras suara Korea Selatan dilaporkan berlangsung selama dua jam pada hari Minggu, dan negara tersebut tidak menyalakan pengeras suaranya lagi pada hari Senin dan Selasa. Militer Korea Selatan mengatakan siap meluncurkan pembalasan yang kuat dan segera jika diserang.


 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x