JAKARTA, KOMPAS.TV - Taiwan mengecam keras latihan militer China di Selat Taiwan dan kawasan sekitarnya yang dimulai pada Kamis (23/5/2024) lalu.
Taipei menganggap latihan militer tersebut dapat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik.
Pada Kamis lalu, Komando Teater Timur China mengumumkan pelaksanaan latihan militer bersama di laut dan wilayah udara sekitar Taiwan.
Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (Taiwan Economic and Trade Office/TETO) di Jakarta menyebut latihan militer tersebut sebagai "provokasi dan tindakan tidak rasional".
"Pemerintah Taiwan menyoroti sifat hegemonik Tiongkok, dan mengecam keras tindakan tersebut," kata TETO dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv, Minggu (26/5/2024).
Baca Juga: China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan, Sebut sebagai "Hukuman Keras" untuk Separatis
Taiwan menegaskan, menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah konsensus komunitas internasional. Namun, China "telah berulang kali mengancam demokrasi Taiwan dan secara sepihak merusak status quo di Selat Taiwan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik."
TETO di Indonesia menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung pemeliharaan status quo secara damai di Selat Taiwan.
Mereka mendesak China untuk kembali melakukan "pengendalian diri yang rasional" dan segera menghentikan latihan militernya.
Dilansir Al Jazeera, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China telah memulai latihan militer selama dua hari pada Kamis (23/5) pagi di Selat Taiwan, baik sebelah utara, selatan maupun timur pulau tersebut.
Latihan tersebut juga dilakoni di sekitar kepulauan Kinmen, Matsu, Wuqiu dan Dongyin.
Juru bicara militer China, Li Xi, menyebut latihan itu sebagai "hukuman keras untuk tindakan separatis dari pasukan 'kemerdekaan Taiwan' dan peringatan keras terhadap campur tangan dan provokasi kekuatan eksternal."
Latihan unjuk kekuatan dengan sandi "Joint Sword-2024A" itu terjadi tiga hari setelah Presiden Taiwan William Lai Ching-te dilantik dan meminta Beijing menghentikan "intimidasi" terhadap wilayahnya yang diklaim China sebagai bagian dari negaranya.
Baca Juga: Keki Karena AS Kembali Kirim Senator ke Taiwan, China Gelar Pasukan dan Latihan Militer Dadakan
Hubungan Taiwan-Indonesia
Dalam siaran persnya, TETO mengatakan Taiwan dan Indonesia memiliki hubungan kerja sama dan pertukaran yang erat. Saat ini, sekitar 400.000 warga negara Indonesia tinggal, belajar, dan bekerja di Taiwan.
TETO mengatakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat berkaitan dengan kepentingan ekonomi dan perdagangan utama Indonesia, serta perlindungan warga negara Indonesia di perantauan.
Menurut mereka, aktivitas militer China tidak hanya mengganggu perdamaian di kawasan Selat Taiwan tetapi juga membahayakan keselamatan WNI di Taiwan.
"Oleh karena itu, TETO di Indonesia menghimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menuntut agar China segera menghentikan tindakan militer provokatifnya guna memulihkan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di kawasan Indo-Pasifik secepatnya," kata TETO.
Sumber : Kompas TV/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.