Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Hentikan Serangan ke Rumah Sakit Al Shifa, Klaim Tak Lukai Warga Sipil, tapi Dibantah Saksi

Kompas.tv - 2 April 2024, 11:23 WIB
israel-hentikan-serangan-ke-rumah-sakit-al-shifa-klaim-tak-lukai-warga-sipil-tapi-dibantah-saksi
Warga Palestina berjalan di antara puing-puing bangunan di sekitar Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza, seperti tampak pada Senin, 1 April 2024. (Sumber: AP Photo/Mohammed Hajjar)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Vyara Lestari

JALUR GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel telah mundur dari rumah sakit utama Gaza, Al Shifa, setelah serangan berlangsung selama dua minggu. Israel menyatakan bahwa mereka telah menewaskan sekitar 200 milisi dalam pertempuran jarak dekat dan menahan ratusan orang lainnya.

Warga Palestina yang kembali ke Rumah Sakit Al Shifa, yang pernah menjadi pusat kesehatan terbesar di Gaza, mengatakan mereka menemukan gedung-gedung di sana terbakar dan rusak parah, banyak mayat tergeletak di dalam dan di luar fasilitas tersebut, termasuk jenazah para dokter. Israel menyalahkan Hamas atas kehancuran tersebut.

Pada Senin (1/4/2024), militer Israel menarik diri dari serangan kedua yang menghancurkan rumah sakit terbesar di Gaza, Shifa, meninggalkan rumah sakit tersebut dalam reruntuhan, dengan dinding-dindingnya hancur dan rangkanya menghitam.

Meskipun terjadi kehancuran, Israel mengeklaim pertempuran tersebut sebagai kemenangan dalam pertempuran melawan kelompok militan Hamas dan mengatakan bahwa mereka tidak melukai warga sipil yang berlindung di dalam rumah sakit.

Baca Juga: Israel Klaim Bunuh 50 Lebih Pejuang Hamas dalam Serangan ke RS Al Shifa di Gaza

Namun, laporan dari para pengamat di lapangan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap cerita yang berbeda.

Mereka menggambarkan serangan mengerikan selama dua minggu yang menewaskan lebih dari selusin warga sipil dan orang-orang lainnya ditahan secara brutal dan terjebak di dalam sebuah fasilitas dengan persediaan yang semakin menipis.

Israel mengatakan pasukannya melancarkan serangan mendadak pada 18 Maret. “Setelah dua minggu pertempuran di Al-Shifa, militer telah membunuh 200 milisi,” kata juru bicara Daniel Hagari seperti dikutip dari The Associated Press. 

Dia menyatakan bahwa tidak ada warga sipil yang terluka yang berlindung di dalam rumah sakit. Mereka mengatakan pasukan telah menyediakan makanan, air, dan obat-obatan kepada sekitar 6.000 warga Palestina yang berlindung di sana. Tentara Israel mengeklaim mengerahkan tim medis berbahasa Arab untuk berkomunikasi dan membantu mereka yang berada di dalam sebelum mengevakuasi semua orang secara efektif.

Namun, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada hari Minggu bahwa 21 pasien di dalam rumah sakit telah meninggal sejak dimulainya pengepungan. Dia mengatakan 107 pasien masih berada di dalam rumah sakit, termasuk anak-anak dan orang dewasa dalam kondisi kritis. Dia mengatakan mereka kekurangan dukungan kesehatan, perawatan medis dan pasokan makanan.

“Sejak kemarin, hanya tersisa satu botol air untuk setiap 15 orang. Penyakit menular menyebar karena kondisi yang sangat tidak sehat dan kekurangan air,” tulisnya di platform X.

Baca Juga: Israel Tangkap Wartawan dalam Serangan ke RS Al Shifa, Serikat Jurnalis: Mereka Ingin Bungkam Media

Penggerebekan itu memicu perebutan blok di sekitar Al Shifa selama berhari-hari. Saksi dan jurnalis melaporkan serangan udara, penembakan terhadap rumah dan tentara memaksa warga untuk mengungsi.

Salah satu warga, Mohammed Al-Sheikh, mengatakan jet tempur Israel “menghantam apa pun yang bergerak di daerah tersebut.”

Saksi lainnya, Bassel al-Hilou, mengatakan tujuh kerabatnya tewas dalam serangan udara Israel.

“Ada pembantaian di rumah paman saya,” katanya Senin pagi, ketika ratusan orang kembali untuk menguburkan orang mati, memeriksa kerusakan atau mencari orang-orang yang mereka cintai. “Situasinya tidak dapat digambarkan,” tambahnya.


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x