GAZA, KOMPAS - Bagi warga Palestina di Gaza, Ramadan 2024 akan dijalani dengan penuh kepiluan.
Serangan dan bombardir Israel di wilayah tersebut membuat kemeriahan dan kebahagiaan bulan suci Ramadan di Gaza semakin menghilang.
Hal itu dirasakan oleh Hanaa Al-Masry, warga Palestina yang dipaksa meninggalkan rumahnya di Khan Younis, 70 hari lalu.
Baca Juga: Cara Kota Frankfurt Sambut Ramadan 2024, Sinari Jalanan Utama dengan Dekorasi Muslim
Ia, suami dan enam anaknya harus bersiap menjalani Ramadan di rumah barunya, sebuah tenda bobrok di lokasi pengungsian.
Di tempat itu, tidak ada dekorasi, tidak ada makan malam keluarga yang menenangkan.
Keluarga Al-Masry kabur dari Khan Younis setelah menerima selebaran dari militer Israel yang mengatakan akan merelokasi mereka ke tempat aman.
Mereka berhasil sampai ke Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, dan kini hidup di kamp penampungan yang penih, tidur dan makan di tengah tumpukan harta benda.
“Putri saya biasa menyimpan uang mereka untuk membeli dekorasi, dan setiap tahun saya memiliki lentera Ramadan,” kata Hanaa Al-Masry, 37 tahun dikutip dari The Guardian, Minggu (10/3/2024).
“Kini semua sulit dan membuat depresi,” tambahnya.
Selain tanpa lentera, pada Ramadan kali ini Hanaa juga tak bisa menyiapkan makanan untuk sahur, dan iftar (berbuka).
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.