Beberapa negara tetangga Asia Tenggara pun mengeluh bahwa mereka telah kehilangan lonjakan wisatawan yang dibawa oleh konser Taylor Swift yang hanya digelar di Singapura.
Bulan lalu, salah seorang anggota parlemen Filipina mengatakan bahwa tindakan Singapura itu "bukan seharusnya dilakukan oleh tetangga yang baik".
Lee tidak secara langsung menjawab ketika ditanya apakah ia telah mengalami "ketidakcocokan" di antara pemimpin lain karena kesepakatan tersebut.
Namun ia berpendapat, jika Singapura tidak mencapai kesepakatan eksklusif, negara tetangga yang mungkin bakal melakukannya.
"Terkadang satu negara melakukan kesepakatan, terkadang negara lain melakukannya. Saya tidak secara eksplisit mengatakan 'kamu akan datang ke sini hanya dengan syarat kamu tidak pergi ke tempat lain,'" tutur Lee.
Perwakilan Swift belum menanggapi permintaan komentar dari agen berita Associated Press.
Lee kemudian mengatakan, Australia mungkin juga melakukan "pengaturan yang saling diterima, masuk akal" dengan Swift ketika dia tampil di Sydney dan Melbourne sebelum terbang ke Singapura. Meski ia tidak tahu apa kesepakatan tersebut.
"Jika itulah yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang saling menguntungkan dan yang, dari sudut pandang Singapura, tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan ekonomi tetapi juga untuk membawa pengunjung dan kebaikan dari seluruh wilayah, saya tidak melihat mengapa tidak," jelas Lee.
Banyak penggemar Swift di Asia Tenggara sangat kecewa ketika diumumkan tahun lalu bahwa penyanyi solo asal Amerika Serikat itu hanya akan mampir di Singapura selama turnya.
Bahkan bagi penggemar yang mampu untuk pergi ke Singapura, mereka tetap sulit untuk mendapatkan tiket konser Taylor Swift.
Baca Juga: Singapura Kontrak Eksklusif Konser Taylor Swift, Sandiaga: Negara Perlu Terlibat di Konser Musisi
Sumber : The Guardian/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.