Baca Juga: Jepang Menjadi Negara Kelima yang Mendaratkan Pesawat Antariksa di Permukaan Bulan
“Beberapa tahun yang lalu, Jepang membanggakan sektor otomotif yang kuat, misalnya. Tetapi dengan munculnya kendaraan listrik, bahkan keunggulan itu goyah,” katanya.
Jurang antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang semakin menyusut, dengan India dipastikan akan melampaui Jepang dalam PDB nominal beberapa tahun ke depan, kata Okazaki.
Untuk menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja negara, imigrasi adalah salah satu opsi. Tetapi Jepang relatif tidak menerima tenaga kerja asing, kecuali sebagai tamu sementara, yang memicu kritik tentang kurangnya keragaman dan diskriminasi.
Opsi lain adalah robotika, yang telah berlangsung secara bertahap tetapi tidak cukup untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja kronis di Jepang.
Jepang secara historis dipuji sebagai “keajaiban ekonomi”, bangkit dari reruntuhan Perang Dunia II untuk menjadi ekonomi terbesar kedua, hanya setelah AS, dan terus berlanjut melewati tahun 1970-an dan 1980-an.
Para pengusaha di balik perusahaan-perusahaan yang bangkit dari awal yang sederhana, seperti Soichiro Honda dari Honda Motor Co. dan Konosuke Matsushita dari Panasonic Corp., menjadi perwakilan dari kerja keras di balik Jepang Inc.
Made In Japan mendapatkan reputasi sebagai produk yang lebih murah namun menawarkan kualitas lebih baik, dan beberapa produk menjadi idaman di seluruh dunia. Hal-hal itu mungkin sekarang hanya menjadi kenangan indah.
Banyak faktor belum terungkap, kata Okazaki. “Tetapi ketika melihat ke depan beberapa dekade ke depan, prospek Jepang suram,” katanya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.