Kompas TV internasional kompas dunia

Penduduknya Menua dan Jumlah Anak Sedikit, Ekonomi Jepang Merosot dari Nomor 2 ke Posisi 4 Dunia

Kompas.tv - 16 Februari 2024, 02:05 WIB
penduduknya-menua-dan-jumlah-anak-sedikit-ekonomi-jepang-merosot-dari-nomor-2-ke-posisi-4-dunia
Orang-orang berjalan di lorong pada jam sibuk di Stasiun Shinagawa pada Rabu, 14 Februari 2024, di Tokyo. Jepang telah merosot menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia karena data pemerintah yang dirilis pada Kamis, 15 Februari, menunjukkan bahwa Jepang tertinggal dibandingkan Jerman pada tahun 2023. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

TOKYO, KOMPAS.TV - Jepang tergelincir menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia, menurut data pemerintah yang dirilis pada Kamis (15/2/2024).

Data itu menunjukkan negara tersebut kini berada di bawah Jerman dalam hal ukuran ekonomi pada tahun 2023. Nomor satu masih dipegang Amerika Serikat (AS) dan ekonomi nomor dua adalah China, yang ngebut berusaha menyalip AS.

Angka-angka itu menyoroti bagaimana ekonomi Jepang kehilangan daya saing dan produktivitasnya saat penduduk Jepang menua dengan jumlah anak yang lebih sedikit, kata para analis, seperti dilaporkan Associated Press.

Jepang jatuh dari peringkat kedua daftar ekonomi terbesar di belakang AS, jatuh ke peringkat ketiga tahun 2010 ketika ekonomi China tumbuh pesat. Dana Moneter Internasional telah memproyeksikan penurunan Jepang ke peringkat keempat.

Perbandingan antara ekonomi negara-negara didasarkan pada produk domestik bruto (PDB) nominal, yang tidak mencerminkan beberapa kondisi nasional yang berbeda, dan diukur dalam dolar. PDB nominal Jepang mencapai $4,2 triliun tahun lalu, atau sekitar 591 triliun yen. Sedangkan PDB Jerman, yang diumumkan bulan lalu, tercatat senilai $4,4 triliun, atau $4,5 triliun, tergantung pada konversi mata uang.

Dalam rupiah, ekonomi Jepang mencapai senilai Rp61,714,8 triliun.

Untuk kuartal Oktober-Desember terbaru, ekonomi Jepang menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4%, dan minus 0,1% dari kuartal sebelumnya, menurut data Kantor Kabinet tentang PDB riil. Sepanjang tahun, PDB riil tumbuh 1,9% dari tahun sebelumnya.

PDB riil domestik adalah ukuran nilai produk dan layanan suatu negara. Tingkat tahunan mengukur apa yang akan terjadi jika tingkat kuartalan berlangsung selama setahun.

Baik Jepang maupun Jerman membangun ekonominya melalui bisnis kecil dan menengah yang kuat dengan produktivitas yang solid. Berbeda dengan Jepang, Jerman menunjukkan dasar ekonomi yang kokoh berkat euro yang kuat dan inflasi. Yen yang lemah juga menjadi faktor negatif bagi Jepang.

Data terbaru mencerminkan realitas melemahnya Jepang dan kemungkinan akan mengakibatkan Jepang memiliki kehadiran yang lebih kecil di dunia, kata Tetsuji Okazaki, profesor ekonomi di Universitas Tokyo.

Baca Juga: Jepang Menjadi Negara Kelima yang Mendaratkan Pesawat Antariksa di Permukaan Bulan

Cakrawala kota Tokyo hari Rabu, (14/2/2024). berjalan di lorong pada jam sibuk di Stasiun Shinagawa pada Rabu, 14 Februari 2024, di Tokyo. Jepang telah merosot menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia karena data pemerintah yang dirilis pada Kamis, 15 Februari, menunjukkan bahwa Jepang tertinggal dibandingkan Jerman pada tahun 2023. (Sumber: AP Photo)

“Beberapa tahun yang lalu, Jepang membanggakan sektor otomotif yang kuat, misalnya. Tetapi dengan munculnya kendaraan listrik, bahkan keunggulan itu goyah,” katanya.

Jurang antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang semakin menyusut, dengan India dipastikan akan melampaui Jepang dalam PDB nominal beberapa tahun ke depan, kata Okazaki.

Untuk menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja negara, imigrasi adalah salah satu opsi. Tetapi Jepang relatif tidak menerima tenaga kerja asing, kecuali sebagai tamu sementara, yang memicu kritik tentang kurangnya keragaman dan diskriminasi.

Opsi lain adalah robotika, yang telah berlangsung secara bertahap tetapi tidak cukup untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja kronis di Jepang.

Jepang secara historis dipuji sebagai “keajaiban ekonomi”, bangkit dari reruntuhan Perang Dunia II untuk menjadi ekonomi terbesar kedua, hanya setelah AS, dan terus berlanjut melewati tahun 1970-an dan 1980-an.

Para pengusaha di balik perusahaan-perusahaan yang bangkit dari awal yang sederhana, seperti Soichiro Honda dari Honda Motor Co. dan Konosuke Matsushita dari Panasonic Corp., menjadi perwakilan dari kerja keras di balik Jepang Inc.

Made In Japan mendapatkan reputasi sebagai produk yang lebih murah namun menawarkan kualitas lebih baik, dan beberapa produk menjadi idaman di seluruh dunia. Hal-hal itu mungkin sekarang hanya menjadi kenangan indah.

Banyak faktor belum terungkap, kata Okazaki. “Tetapi ketika melihat ke depan beberapa dekade ke depan, prospek Jepang suram,” katanya.


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x