MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia langsung bereaksi usai tentara Korea Utara disebut melakukan pelecehan seksual di Kursk.
Mereka mengungkapkan laporan pelecehan seksual yang dilakukan tentara Korea Utara itu tak berdasar.
Kantor Kementerian Dalam Negeri Rusia di Kursk membantah kabar seorang guru dari Moskow menjadi korban kejahatan di wilayah itu.
Baca Juga: Putin Unjuk Kekuatan Serang Ukraina dengan Rudal Balistik Terbarunya, Langsung Tebar Ancaman
Kursk sendiri berdasarkan penilaian intelijen Barat dikatakan sebagai tempat tentara Korea Utara membantu Rusia memerangi pasukan Ukraina.
Dikutip dari Newsweek, pada pernyataannya Selasa (19/11/2024), Kementerian itu menggambarkan laporan tersebut sebagai informasi yang salah.
Respons yang sama diungkapkan keesokan harinya dari Universitas Persahabatan Rakyat di Rusia.
Pada postingannya di media sosial Vkontakte, universitas di Moskow tersebut mengungkapkan laporan yang tersebar di Telegram itu palsu.
Laporan dari beberapa situs berita berbahasa Rusia pekan ini memuat tangkapan layar yang menyerupai pernyataan resmi di situs universitas tersebut.
Pada laporan tersebut menuduh sekelompok tentara Korea Utara yang mabuk di Kursk melakukan pelecehan seksual terhadap anggota fakultas universitas yang disebut dikirim memberikan layanan penerjemah.
Insiden itu diduga terjadi di Desa Kromskie Byky, 10 mil dari garis depan penyerbuan Ukraina, atau sekitar 20 mil dari perbatasan Ukraina.
Tuduhan itu dibuat dalam pernyataan terekam yang menunjukkan bahwa terduga perempuan yang menjadi korban, disertai rekaman tertulis dalam pemberitaan online.
Namun, universitas itu mengatakan bahwa anggota departemen bahasa Korea belum dikirim ke Kursk untuk memberikan terjemahan.
“Di sini hanya ada dua guru bahasa Korea di fakultas filologi. Suara dalam video, serta fisiknya tak cocok dengan salah satu guru tersebut,” bunyi pernyataan universitas tersebut.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Tergabung di Pasukan Khusus Rusia Lawan Ukraina, Kerahkan Senjata Terkuatnya
Mereka juga membagikan laporan berita Rusia, yang menyangkal kehadiran personel militer Korea Utara di Rusia.
Laporan itu muncul setelah sebelumnya muncul laporan bahwa tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia untuk membantu perang Presiden Vladimir Putin melawan Ukraina.
Intelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa Pyongyang telah mengirimkan senjata howitzer dan peluncur roket ke Moskow.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.