RAFAH, KOMPAS.TV - Qatar dan Prancis menjadi perantara kesepakatan pengiriman obat kepada warga Palestina dan sandera Hamas di Gaza, Rabu (17/1/2024). Kesepakatan itu yakni pengiriman satu kotak obat untuk warga Israel sandera Hamas yang setara dengan 1.000 kotak obat untuk warga Gaza.
Pengiriman obat-obatan untuk puluhan sandera yang ditahan Hamas sedang dalam perjalanan menuju Gaza pada Rabu (17/1). Mediasi kesepatan itu menjadi yang pertama antara Israel dan Hamas sejak gencatan senjata seminggu pada November 2023 lalu.
Hamas memberikan rincian lebih lanjut tentang kesepakatan itu.
Pejabat senior Hamas, Moussa Abu Marzouk mengatakan, untuk setiap kotak obat yang disediakan untuk para sandera, 1.000 kotak akan dikirim untuk digunakan oleh warga sipil Palestina.
Dalam unggahan di X, ia mengatakan Komite Internasional Palang Merah ICRC akan mengirimkan semua obat, termasuk yang ditujukan untuk para sandera, ke rumah sakit yang melayani seluruh bagian Gaza.
Kesepakatan ini juga mencakup pengiriman makanan tambahan dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Abu Marzouk mengatakan pihak berwenang Israel tidak akan memiliki kesempatan untuk memeriksa kiriman tersebut. Ia mengatakan Hamas bersikeras agar Qatar menyediakan obat-obatan tersebut, dan bukan Prancis, karena dukungan negara Eropa tersebut terhadap Israel.
Ini adalah kesepakatan pertama yang dicapai antara kedua belah pihak sejak gencatan senjata seminggu pada bulan November. Hamas dan kelompok militan lainnya masih menahan sekitar setengah dari sekitar 250 sandera yang mereka tangkap selama serangan pada 7 Oktober yang memicu perang.
Baca Juga: Israel Klaim Berhasil Bunuh Pemimpin Palestina di Tepi Barat dalam Serangan Udara
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.