Mantan Wali Kota Tainan tersebut adalah salah satu pendukung kemerdekaan Taiwan. Saingan dan pengkritiknya mengatakan terpilihnya Lai sebagai presiden akan membahayakan Taiwan dan mengancam perdamaian dengan Tiongkok.
DPP menyatakan bahwa Taiwan secara efektif merdeka, sementara Tiongkok mengeklaim pulau itu sebagai miliknya. Tiongkok memutuskan dialog formal dengan Taiwan ketika Tsai terpilih pada tahun 2016.
Meskipun Lai mengatakan ia terbuka untuk melanjutkan dialog, hal ini dianggap tidak mungkin terjadi.
Beijing menganggap Lai sebagai seorang separatis, dan telah memperingatkan para pemilih di Taiwan akan “bahaya ekstrem” yang ia timbulkan jika ia memicu konflik lintas selat.
Dalam kampanyenya, Lai dan pasangannya Hsiao Bi-khim, 52 tahun, berjanji untuk menegakkan status quo.
Mereka menekankan kesinambungan dengan Presiden Tsai, yang juga tidak disukai oleh Beijing namun tidak pernah memprovokasi mereka dengan mendorong kemerdekaan formal.
Lai akan dilantik pada tanggal 20 Mei. Hingga periode tersebut, Taiwan akan diawasi dengan ketat untuk mengetahui apakah Beijing bakal meningkatkan tekanan ekonomi dan militer untuk menghalangi Lai membuat pernyataan radikal menjelang masa jabatannya dimulai.
Baca Juga: Pemilu Taiwan: China Janji Bakal Hancurkan Upaya Kemerdekaan Pemerintahan Kepulauan
Sumber : Channel News Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.