KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan masih pikir-pikir terkait permintaan militer Ukraina untuk lakukan mobilisasi pasukan demi lawan Rusia.
Zelensky mengatakan pemimpin militer Ukraina meminta mobilisasi 450.000 hingga 500.000 orang lebih untuk masuk ke angkatan bersenjata.
Sang pemimpin menyerukan bahwa itu merupakan isu sensitif tertinggi, dan menegaskan jumlah tersebut sangat signifikan.
Baca Juga: Macron Makin Keras ke Israel: Melawan Hamas Bukan Berarti Meratakan Gaza
Ia pun mengaku telah memberitahu Kepala Staf Militer bahwa ia memerlukan lebih banyak penjelasan untuk mendukung langkah tersebut, karena itu melibatkan faktor lebih dari kemampuan bertahan dan juga keuangan.
“Saya katakana bahwa saya memerlukan lebih banyak argumen untuk mendukung langkah ini,” kata Zelenskyy di Kiev, Selasa (19/12/2023) dikutip dari Independent.
“Karena pertama-tama, ini adalah persoalan manusia, kedua, ini adalah persoalan keadilan, ini adalah kemampuan pertahanan dan persoalan keuangan,” tambahnya.
Namun, Zelenskyy dengan tegas menolak untuk menandatangani rancangan undang-undang (RUU) untuk memobilisasi perempuan ke angkatan bersenjata.
Ia menambahkan bahwa militer Ukraina dan pihak pemerintahan akan membicarakan mengenai hal tersebut.
Zelenskyy juga mengatakan akan dibutuhkan masukan dari Kementerian Keuangan mengenai pendanaan untuk mobilisasi, sebelum memutuskan untuk mengirimkan proposal ke parlemen.
Menurut Zelenskyy, Ukraina membutuhkan lebih dari 500 miliar hryvnia atau sekitar Rp206 triliun untuk mendukung proposal mobilisasi puluhan ribu tentara Ukraina.
Jumlah tentara Ukraina di palagan saat Rusia menginvasi sejak 2022 tidaklah jelas, dan tak pernah dipublikasikan pemerintahan Zelenskyy.
Begitu juga dengan jumlah korban dari rentara Ukraina, tak dipublikasikan dan diperlakukan sebagai rahasia negara, sama seperti Rusia.
Baca Juga: Panglima Militer Ukraina Mulai Konflik Terbuka Lawan Zelenskyy, Kecam Pemecatan Jaringan Rekrutmen
Namun, pejabat Amerika Serikat (AS) memperkirakan ratusan ribu tentara Ukraina telah terbunuh dan terluka.
Sementara itu menurut laporan intelijen AS, 315.000 tentara Rusia telah terbunuh atau terluka di Ukraina.
Jumlah itu nyaris sekitar 90 persen jumlah keseluruhan dari tentara Rusia yang dikirimkan sejak invasi dmulai.
Sumber : Independent
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.