RAMALLAH, KOMPAS.TV - Israel tetap melakukan tekanan terhadap keluarga tahanan Palestina yang dibebaskan dalam pertukaran sandera.
Gencatan senjata yang dilakukan Israel-Hamas juga menelurkan kesepakatan pertukaran antara sandera Hamas dan tahanan Palestina yang ditawan Israel.
Salah satunya adalah Marah Bakeer, 24 tahun, yang dipenjara Israel selama delapan tahun.
Baker merupakan satu dari 39 perempuan dan anak-anak Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel, Jumat (24/11/2023), yang ditukar dengan 13 tahanan Hamas.
Baca Juga: Israel Serang Patroli Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Tempat Pasukan Indonesia Bertugas
Ia dipenjara ketika berusia 16 tahun saat masih bersekolah, setelah dituduh berusaha menusuk petugas Israel pada Oktoner 2015 ketika sedang dalam perjalanan ke sekolah.
Meski begitu, saat Bakeer dibebaskan, keluarganya mengatakan, mereka tak memiliki informasi mengenai kapan ia akan pulang hingga pasukan Israel menyerbu rumah mereka dan meminta semua kerabat dan tamu untuk pergi.
Mereka memperingatkan untuk tak boleh menunjukkan kegembiraan atau adanya perayaan di rumah mereka di Tepi Barat.
Dikutip dari Al-Iazeera, ayah Bakeer, Jawdat, telah dibawa untuk ditanyai di markas polisi di Yerusalem dan diperingatkan untuk tak menunjukkan tanda-tanda kegembiraan mengenai dibebaskannya Marah.
“Marah pulang ke rumah kami hari ini. Kami menyambutnya, namun mereka (tentara Israel) mengancam menyerbu rumah dan menangkap saya jika kami merayakannya,” ujar Jawdat.
Tentara Israel juga memblokade semua jalan masuk di lingkungan rumah keluarga Bakeer.
Baca Juga: Tuntut Gencatan Senjata Permanen di Gaza, Puluhan Ribu Orang Unjuk Rasa di London
Mereka telah menempatkan tentara di depan rumah, memastikan tak ada kelompok atau perkumpulan.
Kepala Klub Tahanan Palestina Qadura Fares mengatakan, 33 tahanan Palestina sudah dibebaskan di Tepi Barat.
Mereka pun diserahkan ke tim dari Komite Internasional Palang Merah, sedangakan enam lainnya dibebaskan di Yerusalem.
Meski merasa bahagia bisa berada di rumah, Bakeer mengaku kebahagiaannya tak lengkap dengan terus berlanjutnya pertumpahan darah di Gaza.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.