TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyepakati perjanjian jeda pertempuran, gencatan senjata, pertukaran tawanan dan akses bantuan kemanusiaan selama empat hari. Berikut rincian kesepakatan Israel dan Hamas yang diumumkan pada Rabu (22/11/2023).
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, hampir sebagian adalah perempuan dan anak-anak.
Kesepakatan ini bisa memberikan sedikit harapan bagi jutaan warga Palestina yang menghadapi gempuran Israel sejak 7 Oktober dan berada di bawah blokade Israel sejak 2007. Begitu juga kepada warga Israel yang keluarganya ditawan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Israel, Hamas, dan Qatar mengumumkan detail rincian perjanjian yang berbeda, tetapi tidak tampak saling bertentangan, seperti dilaporkan Associated Press, Rabu.
Baca Juga: Pemindahan Rakyat Palestina Dianggap Deklarasi Perang, Yordania Perkuat Pasukan di Perbatasan Israel
Apa Isi Perjanjian Israel-Hamas?
Pada Rabu, Qatar mengumumkan Hamas akan melepaskan 50 orang yang ditahannya. Sebagai imbal balik, Israel akan membebaskan 150 warga Palestina yang ditahannya.
Mereka yang dibebaskan kedua belah pihak adalah perempuan dan anak-anak.
Para tahanan akan dilepaskan secara bertahap selama empat hari gencatan senjata. Begitu kelompok pertama dilepaskan, Israel diharapkan akan membebaskan kelompok pertama tahanan Palestina.
Mereka yang akan dilepaskan Israel termasuk banyak remaja laki-laki yang ditahan saat Israel dan para pemukim Israel melakukan gelombang kekerasan di Tepi Barat pada 2022 atau 2023.
Israel menuduh mereka melakukan pelanggaran seperti melempar batu atau mengganggu ketertiban umum.
Itu menurut daftar tahanan yang memenuhi syarat yang diterbitkan oleh Kementerian Kehakiman Israel, Rabu.
Associated Press melaporkan, saat ini, Israel menahan hampir 7.000 warga Palestina yang dituduh atau dihukum atas kejahatan terhadap keamanan.
Dilansir Al Jazeera, kebanyakan warga Palestina yang ditahan Israel ditahan di bawah hukum militer yang memungkinkan seseorang ditahan tanpa dakwaan dan proses pengadilan.
Sebelum 7 Oktober, sekitar 5.200 warga Palestina sudah ditahan di penjara-penjara Israel.
Sejak saat itu, pasukan Israel menahan sedikitnya 3.000 warga Palestina lainnya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang berada di bawah pendudukan.
Sedikitnya, 145 orang yang ditahan Israel adalah anak-anak. Israel juga menahan setidaknya 97 perempuan dan sedikitnya 37 wartawan.
Israel mengatakan gencatan senjata akan diperpanjang selama satu hari untuk setiap 10 sandera tambahan yang dilepaskan.
Selain itu, Qatar mengatakan Israel juga akan memperbolehkan lebih banyak bahan bakar dan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, tetapi tidak memberikan rincian.
Hamas mengatakan ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan dan bahan bakar akan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari sebagai bagian dari perjanjian ini.
Pasokan juga akan mencapai utara Gaza, yang menjadi fokus serangan darat Israel, untuk pertama kalinya, kata Hamas.
Namun, pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Israel tidak merujuk pada peningkatan pengiriman bantuan dan bahan bakar.
Sumber : Associated Press, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.