Kompas TV internasional kompas dunia

Biden Terus Bela Serangan Israel ke RS Al Shifa, Tuding Ada Markas Hamas padahal Pencarian Nihil

Kompas.tv - 16 November 2023, 19:40 WIB
biden-terus-bela-serangan-israel-ke-rs-al-shifa-tuding-ada-markas-hamas-padahal-pencarian-nihil
Presiden AS Joe Biden hari Kamis, (16/11/2023) di San Francisco terus membela serangan Israel di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, menyatakan kelompok Hamas menggunakan rumah sakit tersebut sebagai markas besar, tidak memberi bukti dan menuduh Hamas melakukan kejahatan perang. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terus berupaya membela serangan Israel di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, dengan menyatakan kelompok Hamas menggunakan rumah sakit tersebut sebagai "markas besar" mereka, Kamis (16/11/2023).

"Anda punya situasi di mana kejahatan perang pertama dilakukan oleh Hamas dengan menyembunyikan markas besar militer mereka di bawah rumah sakit. Dan itu fakta, itulah yang terjadi," ujar Biden dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di San Francisco seperti laporan Anadolu.

Membela tindakan Israel, yang sejauh ini tidak dapat membuktikan bahwa rumah sakit terbesar di Gaza itu merupakan "markas besar", Biden berkilah Israel tidak masuk dengan sejumlah besar pasukan dan tidak melakukan "serbuan".

Ditanya mengenai jenis bukti apa yang dimiliki AS terkait klaim mereka tentang Hamas, Biden menolak memberikan detail apa pun.

"Anda punya keadaan di mana, Anda tahu, ada sejumlah besar anggota teroris Hamas. Hamas sudah mengumumkan secara publik mereka berencana untuk kembali menyerang Israel, seperti yang mereka lakukan sebelumnya, memenggal kepala bayi hingga membakar perempuan dan anak-anak hidup-hidup," kata Biden, mengulangi kebohongan tentang kekejaman terhadap bayi dan perempuan yang terbukti hoaks dan bahkan Gedung Putih telah menjauhkan diri dari narasi tersebut.

Dalam pernyataannya, Presiden Biden menambahkan ia merasa agak optimistis perundingan untuk membebaskan sekitar 240 sandera yang ditahan oleh Hamas akan memberikan hasil.

"Tentang kapan ini (operasi Israel di Gaza) akan berhenti? Saya pikir itu akan berhenti ketika Hamas tidak lagi punya kapasitas untuk membunuh dan menindas, dan melakukan hal-hal mengerikan terhadap orang Israel," tambahnya.

Baca Juga: Tidak Temukan Terowongan Hamas, Israel Kirim Buldoser untuk Menggali di Kompleks RS Al Shifa di Gaza

Prajurit Israel tidak menemukan bukti adanya terowongan maupun pusat komando utama Hamas yang dikabarkan disembunyikan di bawah kompleks tersebut, dan hingga Kamis terus melakukan pencarian hingga mengerahkan bulldozer di Rumah Sakit Shifa di bagian utara. (Sumber: AP Photo)

Prajurit Israel tidak menemukan bukti adanya terowongan maupun pusat komando utama Hamas yang dikabarkan disembunyikan di bawah kompleks Rumah Sakit Al Shifa. Hingga Kamis (16/11/2023), pasukan Israel terus melakukan pencarian hingga mengerahkan buldoser di bagian utara rumah sakit terbesar di Kota Gaza itu.

Kelompok militan Hamas dan staf di rumah sakit membantah tuduhan tersebut.

Pada Rabu malam, tentara Israel kembali merazia RS Al Shifa di Kota Gaza untuk kedua kalinya dalam kurang dari 24 jam. Kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan, buldoser dan kendaraan militer Israel merazia kompleks rumah sakit dari pintu masuk selatan dengan tujuan yang belum jelas.

Munir al-Boursh, pejabat senior Kementerian Kesehatan Gaza di dalam rumah sakit, mengatakan pasukan Israel merusak basemen dan bangunan lainnya. Pasukan memeriksa dan menyaring wajah pasien, staf, dan orang yang berlindung di fasilitas itu, katanya, seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (16/11/2023).

Kantor media pemerintah di Gaza pada hari Rabu mengumumkan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah mencapai 11.500 orang, termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 perempuan.

"Jumlah kematian di antara tenaga medis telah mencapai 200 orang," demikian pernyataan kantor tersebut di Telegram.

Lebih lanjut, pernyataan tersebut mengatakan 22 personel pemadam kebakaran dan 51 jurnalis juga tewas dibunuh serangan Israel, sementara jumlah orang yang terluka mencapai 29.800, dengan sekitar 70% dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.

Baca Juga: Hizbullah Ultimatum Israel, Siap Perang Habis-habisan jika Konflik di Gaza Terus Meluas

Warga Israel menangisi kematian keluarga yang tewas dibunuh Israel di Khan Younis, Selasa, (15/11/2023). Prajurit Israel tidak menemukan bukti adanya terowongan maupun pusat komando utama Hamas yang dikabarkan disembunyikan di bawah kompleks tersebut, dan hingga Kamis terus melakukan pencarian hingga mengerahkan bulldozer di Rumah Sakit Shifa di bagian utara. (Sumber: AP Photo)

Pernyataan hari Rabu mengatakan 95 gedung pemerintah dan 255 sekolah hancur. Sebanyak 74 masjid hancur total dan 162 rusak sebagian, ditambah dengan tiga gereja.

Dikatakan tentara Israel menargetkan 52 pusat kesehatan dan 55 ambulans, sementara 25 rumah sakit menjadi tidak berfungsi.

"Tentara Israel menyerang banyak pasien, mereka yang luka-luka, dan warga yang terusir dari rumah mereka, serta staf medis dan perawat di dalam Kompleks Medis Al-Shifa, memaksa mereka telanjang dan menghina mereka dengan makian," tambah pernyataan tersebut.

Kantor pemerintah Palestina menyatakan "pendudukan Israel (pasukan) dan masyarakat internasional, khususnya Amerika Serikat, sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan perang terorganisir yang dilakukan oleh pasukan pendudukan terhadap rumah sakit" dan meminta "pembukaan segera perlintasan Rafah dan masuknya bantuan."

Sebelumnya, badan regulasi telekomunikasi Palestina memperingatkan layanan komunikasi di Gaza akan berhenti total dalam beberapa jam mendatang akibat kekurangan bahan bakar yang parah.

Dalam pernyataan terpisah, kantor media pemerintah memperingatkan padamnya layanan komunikasi akan "berkontribusi pada penyembunyian penuh semua kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan pendudukan sepanjang waktu terhadap rumah sakit, rumah-rumah aman, dan 2,3 juta orang di Jalur Gaza."


 




Sumber : Anadolu / Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x