BEIJING, KOMPAS.TV - China menjadi tuan rumah forum internasional ketiga yang berpusat pada kebijakan andalan Presiden Xi Jinping, Inisiatif Belt and Road (BRI) atau Prakarsa Sabuk dan Jalan. Proyek besar ini selama 10 tahun terakhir telah membangun infrastruktur di seluruh benua, namun dituding barat sudah membebani beberapa negara kecil dengan utang.
Forum ini menghadirkan tokoh-tokoh kelas berat dunia ke Beijing, termasuk sedikitnya 20 kepala negara dan pemerintahan, kebanyakan dari pasar-pasar berkembang di Asia Tenggara dan Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press, Selasa (17/10/2023).
Berikut adalah beberapa pemimpin kunci yang mengunjungi Beijing dan gambaran mengenai keterlibatan negara mereka dalam proyek-proyek Belt and Road Initiative.
Baca Juga: Jokowi Bertolak ke China Pagi Ini, Bakal Bertemu Xi Jinping dan Hadiri KTT Belt and Road
Presiden Rusia Vladimir Putin hadir langsung di Beijing, cuek dengan kemungkinan penangkapan akibat statusnya oleh Pengadilan Kriminal Internasional. Putin tiba di Beijing hari Selasa (17/10/2023) dalam perjalanan pertamanya di luar Rusia sejak Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya bulan Maret lalu atas dugaan keterlibatannya dalam penculikan massal anak-anak dari Ukraina.
Kunjungan Putin menunjukkan dukungan ekonomi dan diplomatik China terhadap Moskow di tengah isolasi akibat perang di Ukraina. Dalam wawancara dengan media negara China sebelum kunjungannya, Putin menggambarkan proyek BRI, yang oleh AS disebut sebagai "perangkap utang" bagi negara-negara kecil, sebagai "keinginan China untuk kerja sama" di arena global.
Rusia berusaha mengalihkan perdagangan ke Asia setelah diblokir oleh Uni Eropa akibat perang di Ukraina.
Perdagangan China-Rusia melonjak 30% pada paruh pertama tahun ini dan diperkirakan akan melebihi $200 miliar tahun ini, menurut pemerintah Rusia.
Salah satu prioritas Rusia dalam proyek infrastruktur bersama dengan China adalah membangun pipa Power of Siberia-2, yang akan melintasi Mongolia dan memungkinkan Moskow menjual lebih banyak gas alam ke China.
Di Asia Tenggara, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memimpin ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara yang saat ini memimpin dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu proyek BRI yang paling menonjol adalah pembangunan jalur kereta cepat sepanjang 142 kilometer yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung. Presiden Jokowi meresmikan proyek senilai $7,3 miliar yang didanai oleh China pada awal bulan ini.
Jokowi akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Menurut laporan Associated Press, keduanya akan membahas rencana perluasan jalur kereta api sekitar 700 kilometer ke Kota Surabaya, serta investasi baru dalam proyek energi terbarukan dan perdagangan.
Baca Juga: AS Mulai Kampanyekan Program Tandingan Belt and Road Initiative Milik China
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban adalah satu-satunya kepala negara atau pemerintahan Uni Eropa yang menghadiri forum Belt and Road.
Laporan media Hungaria bulan lalu mengungkap proyek kereta api yang didukung oleh China yang menghubungkan Budapest dengan Belgrade mengalami kendala dan China akan menghentikan pendanaannya.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi awal bulan ini mengatakan kepada rekan sejawatnya di Hungaria bahwa proyek ini akan tetap berjalan seperti yang direncanakan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.