PARIS, KOMPAS.TV - Presiden Prancis Emmanuel Macron akhirnya memutuskan menarik duta besar dan tentaranya dari Niger menyusul kudeta di negara tersebut.
Penarikan tentara Prancis juga menandai akhir dari kerja sama antara Prancis dan Niger.
Kudeta di Niger terjadi Juli lalu, setelah Presiden Mohamed Bazoum dilengserkan oleh pasukan pengawalnya sendiri.
Dukungan pun kemudian diberikan militer Niger terhadap kudeta tersebut.
Baca Juga: Mengapa 120.000 Orang akan Pindah dari Nagorno-Karabakh Azerbaijan ke Armenia? Ini Penjelasannya
“Prancis memutuskan menarik duta besarnya. Pada beberapa jam ke depan, duta besar kami dan sejumlah diplomat akan kembali ke Prancis,” kata Macron dilansir dari BBC, Senin (25/9/2023).
Ia menambahkan bahwa kerja sama militer antara negaranya dengan Niger telah berakhir, dan tentara Prancis akan pergi dari negara itu dalam hitungan bulan.
Junta militer Niger pun menyambut baik keputusan dari Macron tersebut.
“Minggu ini kami merayakan langkah baru menuju kedaulatan Niger,” bunyi pernyataan junta.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.