SEOUL, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Rusia, berjanji memberi dukungan penuh kepada Rusia selama pertemuan di pusat peluncuran roket Rusia, Rabu (13/6/2023).
Usai mengunjungi lapangan peluncuran bersama Putin di sebuah pangkalan antariksa terpencil di Timur Jauh Rusia, Kim menyatakan dukungan penuh dan tanpa syarat. Kim mengatakan Pyongyang akan selalu berdiri bersama Moskow dalam front anti-imperialisme.
Melansir Associated Press, kedua pemimpin bertemu di Vostochny Cosmodrome dalam pertemuan yang menunjukkan bagaimana kepentingan mereka sejalan menghadapi konfrontasi yang terpisah dan semakin intensif dengan Amerika Serikat (AS).
Pembicaraan berlangsung selama empat hingga lima jam, seperti laporan RIA Novosti. Putin mengatakan kepada TV negara Rusia bahwa Kim Jong Un akan mengunjungi dua kota lainnya di Timur Jauh Rusia setelah pertemuan.
Menurut pengamat, Korea Utara mungkin punya puluhan juta peluru artileri dan roket desain Soviet yang dapat memberikan dorongan besar bagi pasukan Rusia di Ukraina.
AS menuduh Korea Utara menyediakan senjata kepada Rusia, termasuk menjual peluru artileri kepada kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner. Baik pejabat Rusia maupun Korea Utara membantah klaim tersebut.
Hal itu akan menjadi pembalikan peran yang mencolok: Uni Soviet memberikan amunisi, pesawat tempur, dan pilot untuk mendukung invasi Korea Utara yang komunis ke Selatan selama Perang Korea 1950-1953, dan Korea Utara bergantung pada bantuan ekonomi dari Uni Soviet selama beberapa dekade setelahnya.
Baca Juga: Moskow Pastikan Kim Jong-un akan Kunjungi Rusia atas Undangan Vladimir Putin
Keputusan untuk bertemu di kosmodrome, pusat peluncuran terpenting Rusia di tanahnya sendiri, menunjukkan Kim sedang mencari bantuan Rusia untuk mengembangkan satelit pemantauan militer. Satelit itu dianggap Kim sangat penting untuk menaikkan tingkat ancaman dari rudalnya yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara beberapa kali gagal dalam upaya untuk mengorbitkan satelit mata-mata militer pertamanya.
Tetapi baik membeli senjata dari maupun memberikan teknologi roket kepada Korea Utara akan melanggar sanksi internasional yang selama ini didukung oleh Rusia.
Putin di pintu masuk fasilitas peluncuran menyambut Kim yang membawa mobil kepresidenan sendiri dari Pyongyang dalam kereta khusus lapis baja.
Dalam sambutan pembukaannya, Putin berbicara tentang dukungan Uni Soviet selama perang bagi Korea Utara dan mengatakan pembicaraan akan mencakup kerja sama ekonomi, masalah kemanusiaan, dan situasi di wilayah tersebut.
Kim, pada gilirannya, menyatakan dukungan terhadap Moskow, dengan merujuk pada perang di Ukraina.
"Rusia saat ini terlibat dalam perjuangan yang adil melawan kekuatan hegemonik untuk membela hak-hak berdaulat, keamanan, dan kepentingannya," kata pemimpin Korea Utara.
"Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengonfirmasi bahwa kami akan selalu berdiri bersama Rusia di front anti-imperialisme dan front kemerdekaan."
Kedua pemimpin memulai pertemuan mereka dengan tur fasilitas peluncuran roket antariksa Soyuz-2, di mana Kim mengajukan pertanyaan kepada pejabat antariksa Rusia tentang roket.
Kim dan Putin kemudian bertemu bersama dengan delegasi mereka dan kemudian secara perorangan, menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. Setelah pertemuan, media Rusia melaporkan bahwa presiden Rusia mengadakan makan siang resmi untuk Kim.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.