Srettha yang seorang pebisnis kawakan sebenarnya orang baru di dunia politik.
Ia bergabung dengan Pheu Thai pada 2022, sebelum dimajukan sebagai satu dari tiga nama kandidat PM Thailand pada pemilu Mei.
Pemilu Thailand sendiri dimenangkan oleh partai progresif popular, Move Forward, yang mengajukan reformasi radikal memanfaatkan kemarahan yang meningkat selama bertahun-tahun terhadap kondisi pemerintahan Thailand.
Namun, upaya mereka membentuk pemerintahan kemudian dihalangi oleh elite politik kerajaan.
Pheu Thai sendiri berada di urutan kedua, tetapi memimpin upaya membentuk aliansi baru setelah parlemen memblokir pemimpin Move Forward, Pita Limjaroenrat menjadi PM Thailand.
Baca Juga: Mengerikan! 6 Anak Terjebak di Ketinggian 274 Meter setelah Kabel Kursi Gantung Putus
Hal itu karena ia berjanji partainya akan mengubah undang-undang (UU) pencemaran nama baik Kerajaan Thailand yang ketat.
Demi mengamankan suara yang diperlukan, Pheu Thai membuat perjanjian dengan mantan rival militernya, dan dengan melakukan hal tersebut, partai itu mengingkari janji bahwa mereka tak akan bekerja sama dengan partai pro-militer.
Meski begitu, Pheu Thai berkampanye untuk menjauhkan militer dari politik.
Tetapi, di bawah aliansi baru Partai Palang Pracharath dan Partai Persatuan Bangsa Thailand yang didukung militer akan diberikan peran menteri.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.